Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo

Grobogan, Aktual.com Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo membuat terobosan sekolah virtual bagi siswa kategori miskin dan difabel. Program ini memungkinkan kegiatan belajar mengajar (KBM) dilakukan secara daring.

Dalam program tersebut, Ganjar melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jateng mendorong siswa semangat belajar dengan fasilitas gawai serta pulsa internet secara gratis hasil kerjasama dengan Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jateng.

Tak sampai di situ, Ganjar juga menyempurnakan terobosan sekolah virtual ini dengan keterlibatan sekolah formal. Pihak sekolah akan mendampingi siswa kategori miskin dan difabel dengan pendampingan profesional-berkualitas.

“Jadi ada sekolah-sekolah formal yang mendampingi mereka sehingga dari sisi kualitas pasti terjaga, pendampingannya terjaga, dan anaknya mendapatkan kesempatan yang lebih baik,” kata Ganjar saat ditemui di SMAN 1 Kradenan, Kabupaten Grobogan, Jateng, dikutip, Sabtu (17/6).

Ganjar mengatakan, pendampingan siswa kategori miskin dan difabel dalam program sekolah virtual ini merupakan komitmen Pemprov Jateng untuk memberikan akses pendidikan seluas-luasnya.

Dengan pendampingan ini, kata Ganjar, siswa kategori miskin dan difabel akan merasakan proses belajar yang lebih berkualitas. Termasuk jika wilayahnya termasuk belum memiliki fasilitas SMA atau SMK negeri atau disebut area blank spot.

“Sekolah virtual itu sebenarnya untuk mengisi ruang-ruang yang tidak mudah kepada anak-anak yang memang nasibnya berbeda karena mungkin mereka harus membantu orang tua,” tandas Ganjar.

Ganjar berharap, dengan pendampingan dari pihak sekolah, semua siswa yang mengikuti program sekolah virtual dapat meraih cita-citanya. Ganjar telah menyiapkan kerjasama antara Pemprov Jateng dengan perguruan tinggi memperluas jangkauan sekolah virtual.

“Mudah-mudahan kelak kemudian dia tidak virtual lagi. Dia akan masuk perguruan tinggi, dia akan diarahkan ke tempat yang baik, dan rata-rata dari mereka adalah keluarga tidak mampu dan difabel ya,” katanya.

“Maka sekolah virtual adalah terobosan yang harus kita bangun sehingga semua punya akses untuk belajar. Tidak ada yang tidak,” sambung Ganjar.

Program yang digagas Ganjar pada 2019 dan hanya ada satu-satunya di Indonesia ini memberikan fleksibelitas waktu kepada para siswa, khususnya bagi peserta didik difabel yang mobilitasnya terbatas.

Di awal inisiasi program pada 2020 lalu, Ganjar membuka sekolah virtual di SMAN 1 Kemusu, Boyolali dan SMAN 3 Brebes pada tahun 2020 dengan masing-masing sekolah mendapat kuota satu rombongan belajar (Rombel) berisi 36 siswa dan siswi. Bulan Mei 2023 kemarin telah lulus siswa sekolah virtual angkatan pertana.

Calon peserta sekolah virtual bisa menghubungi SMA negeri terdekat untuk mendaftar program. Bila kuota minimum 30 persen terpenuhi, kelas dapat dibuka. Juka belum mencukupi, sekolah tersebut akan berkoordinasi dengan sekolah lain untuk memenuhi kuota minimal.

Pelaksanaan sekolah virtual dilaksanakan 70 persen secara daring dengan waktu pelaksanaan KBM juga pada sore dan malam hari.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu