Ibu dan Anak/Antara
Ibu dan Anak/Antara

Jakarta, Aktual.com – Dokter spesialis anak dari RSIA Bunda Jakarta, dr. I Gusti Ayu Nyoman Pratiwi Sp.A, mengungkapkan bahwa orang tua perlu memastikan tiga komponen nutrisi penting dalam makanan anak usia 6-12 bulan, yaitu karbohidrat, protein hewani, dan lemak, guna memastikan tumbuh kembang anak dengan gizi yang seimbang.

“Anak usia 6-12 bulan perlu memiliki sumber karbohidrat, protein hewani, dan lemak dalam menu makanan mereka. Ini merupakan tiga komponen utama pada fase ini,” ucapnya dalam diskusi virtual menyambut Hari Anak Nasional 2023 di Jakarta pada Kamis.

Dr. Pratiwi yang juga lulusan Universitas Indonesia dan akrab disapa Tiwi ini menjelaskan bahwa ketiga komponen nutrisi ini perlu ditambahkan dalam menu makanan pendamping ASI (MPASI) karena mulai berkurang pada ASI ketika anak mencapai usia 6 bulan.

Ia menegaskan bahwa ASI tetap memegang peran dominan, mencakup 80 persen dari asupan makanan anak. Sementara, 20 persen sisanya dapat diperoleh dari karbohidrat yang setara dengan ukuran 2 telapak tangan bayi.

Karbohidrat penting sebagai sumber energi untuk mendukung aktivitas anak. Sebanyak 10-15 persen sisanya dapat diperoleh dari protein hewani, setara dengan satu telapak tangan bayi. Namun, dr. Tiwi menekankan agar konsumsi protein tidak berlebihan karena dapat membebani fungsi ginjal anak.

Sementara itu, lemak dapat dipenuhi dengan menambahkan minyak goreng atau mentega saat memasak.

Dr. Pratiwi juga memberikan saran mengenai pengenalan sayur dan buah pada menu MPASI. Jumlah sayur yang diperlukan tidak perlu terlalu banyak dan hanya sebatas pengenalan saja, dengan porsi tidak boleh melebihi dari protein hewani. Hal yang sama juga berlaku untuk buah.

Namun, ia menekankan pentingnya untuk tidak terlalu terburu-buru dalam memperkenalkan buah. Jika bayi sulit makan pada hari pertama, sebaiknya jangan segera memberikan buah. Pengenalan buah yang terlalu dini dapat mempengaruhi nafsu makan dan preferensi rasa anak, sehingga anak akan sulit menerima makanan lain yang memiliki rasa yang berbeda, seperti rasa amis pada ikan, rasa pahit pada hati, atau rasa daging yang kaya zat besi.

“Jadi, pengenalan buah boleh dilakukan, tetapi jangan terlalu berlebihan. Misalnya, hanya memberikan satu lembar bayam dalam satu porsi makanan bayi,” jelas dr. Tiwi.

Lebih lanjut, dr. Pratiwi mengingatkan tentang pentingnya mencontohkan pola hidup sehat dengan memberikan makanan bergizi pada anak. Lingkungan yang sehat dan contoh dari kedua orang tua akan berpengaruh besar pada kesehatan dan tumbuh kembang anak.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Rohadi M Raja