Tel Aviv, Aktual.com – Mantan Perdana Menteri Israel, Ehud Olmert, mengungkapkan keprihatinannya atas kondisi negaranya yang diyakini akan menghadapi ancaman perang saudara. Dalam wawancara dengan Channel 4 News, Olmert menyatakan kekhawatiran bahwa Israel akan menderita perang saudara setelah Parlemen mengesahkan undang-undang yang kontroversial, membatasi penggunaan standar kewajaran dalam reformasi peradilan.
Ketidakpuasan terhadap reformasi peradilan yang diusulkan oleh pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah memicu demonstrasi massal di seluruh Israel, dengan ratusan ribu orang turun ke jalan. Bahkan, ribuan tentara cadangan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengancam untuk berhenti dari layanan sukarela sebagai bentuk protes.
Reaksi terhadap pernyataan Olmert sendiri tidak sepenuhnya positif. Sebagian besar komentar di akun Twitter Channel 4 News mengecam mantan perdana menteri tersebut, dengan beberapa mengingatkan bahwa Olmert pernah menjadi penjahat terpidana karena kasus suap.
Olmert juga bukanlah satu-satunya yang mengkhawatirkan kemungkinan perang saudara di Israel. Banyak pihak yang menentang negara tersebut, termasuk media-media pro-Iran, yang merayakan perpecahan yang mereka duga akan terjadi di negara tersebut. Semua pernyataan ini mencerminkan suasana politik yang tegang dan perpecahan sosial di Israel akibat perdebatan tentang reformasi peradilan yang kontroversial tersebut.
Artikel ini ditulis oleh:
Sandi Setyawan