Kondisi usai Ledakan
Kondisi usai Ledakan

Pakistan, Aktual.com – Sedikitnya 44 orang dilaporkan tewas dan puluhan lainnya terluka dalam serangan bunuh diri di sebuah tempat pertemuan politisi di provinsi Khyber Pakhtunkhwa, barat laut Pakistan, Minggu (31/7/23).

Ledakan itu ditujukan terhadap partai Jamiat Ulema-e-Islam-F (JUI-F), mitra koalisi pemerintah yang dipimpin oleh seorang ulama penghasut yang berpengaruh, ketika lebih dari 400 anggota dan pendukungnya berkumpul di bawah tenda di kota Khar, dekat perbatasan dengan Afghanistan, kata para pejabat Khar di bekas kawasan suku Bajaur.

“Tenda itu roboh di satu sisi, menjebak orang-orang yang mati-matian berusaha melarikan diri,” kata Abdullah Khan, yang berusaha menolong para korban, dikutip Presstv.

“Ada kebingungan total, dengan daging, anggota tubuh, dan bagian tubuh manusia tersebar di seluruh area, di samping tubuh tak bernyawa.”

Menteri Kesehatan Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Riaz Anwar, Minggu malam mengatakan kepada AFP bahwa 44 orang telah dipastikan tewas dan setidaknya 120 terluka.

Ketua JUI-F Maulana Fazlur Rehman menuntut Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif dan ketua menteri sementara Khyber Pakhtunkhwa melakukan penyelidikan atas ledakan Bajaur.

“Seorang pemimpin senior dari partai itu akan menyampaikan pidato pada acara tersebut, tetapi sebelum kedatangannya, terjadi ledakan bom,” kata inspektur jenderal polisi provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Akhtar Hayat Gandapur, kepada AFP.

Dia mengatakan ledakan itu menargetkan konvensi JUI-F.

Sabeeh Ullah, seorang pendukung partai berusia 24 tahun yang lengannya patah akibat ledakan itu, mengatakan tingkat cederanya sangat mengerikan.

“Saya menemukan diri saya terbaring di samping seseorang yang telah kehilangan anggota tubuhnya. Udara dipenuhi dengan bau daging manusia,” katanya kepada AFP melalui telepon.

Pakistan dibayangi aksi-aksi serangan militan sejak tahun lalu ketika gencatan senjata antara Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP) dan pemerintah di Islamabad gagal.

TTP berjanji setia kepada militan Taliban Afghanistan. Pemerintah Pakistan menuduh pemerintah Taliban menyediakan tempat persembunyian bagi militan TTP di dekat perbatasan.

Sementara itu, Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi mengutuk serangan teroris tersebut. Dalam sebuah pesan kepada Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif, Presiden Raisi menyatakan turut berduka cita.

“Kami percaya bahwa tindakan tidak manusiawi dan kriminal seperti itu tidak akan menghasilkan apa-apa selain memalukan bagi para pelakunya,” kata Raisi.

Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian turut mengutuk serangan brutal itu dan menyampaikan belasungkawa kepada sejawatnya, Bilawal Bhutto Zardari, serta pemerintah dan rakyat Pakistan serta keluarga para korban.

“Perang efektif melawan terorisme dan ekstremisme adalah masalah keamanan bersama bagi kedua negara. Terorisme adalah fenomena yang tidak menyenangkan di zaman kita,” Ujarnya

Artikel ini ditulis oleh:

Ilyus Alfarizi