Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri Safrizal ZA dalam acara Meeting of Governors and Mayors of ASEAN Capitals (MGMAC) dan ASEAN Mayors Forums (AMF) di Hotel Fairmont Jakarta, Selasa (1/8/2023). (ANTARA/HO-Puspen Kementerian Dalam Negeri)

Jakarta, aktual.com – Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri Safrizal ZA, menyatakan bahwa ASEAN memiliki potensi pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

Pernyataan ini diungkapkan oleh Safrizal dalam acara Meeting of Governors and Mayors of ASEAN Capitals (MGMAC) dan ASEAN Mayors Forums (AMF) yang diselenggarakan di Hotel Fairmont Jakarta pada Selasa (1/8).

“Posisi dan peran ASEAN sebagai kawasan dengan pertumbuhan tertinggi, sejalan dengan berbagai potensi yang dimiliki kawasan ini seperti natural resources, manpower, technology, dan stability region (peace zone). Inilah esensi dari ASEAN sebagai the epicentrum of growth,” ungkap Safrizal dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu (2/8).

Dia menyatakan bahwa menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan perkotaan tidak dapat dipisahkan dari hubungan dengan wilayah pedesaan sebagai penyangga utama.

“Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mencapai keseimbangan antara kawasan perkotaan dan kawasan pedesaan, hal ini diaktualisasikan pula dengan afirmasi anggaran seperti dana desa. Kabupaten Banyuwangi dengan smart village menjadi contoh konkret perpaduan keseimbangan kawasan perkotaan melalui pendekatan teknologi tanpa meninggalkan karakteristik pedesaannya,” katanya.
Adapun dalam tata kelola kota cerdas, teknologi dan informasi menjadi kunci untuk menciptakan pelayanan perkotaan melalui efek Faster, Easier, Cheaper, and Better (FECB) dalam membangun Smart City.
“Kemendagri terus berkomitmen untuk membangun kerjasama dan kolaborasi dalam pengembangan perkotaan, termasuk dalam konteks kawasan ASEAN, baik dalam aspek transformasi digital maupun upaya untuk terus mendorong inovasi-inovasi baik di pemerintah daerah,” jelas dia.

Safrizal menjelaskan beberapa isu yang menjadi concern dalam tata kelola kota cerdas yang diadopsi melalui serangkaian seri diskusi ASCN tahun ini, seperti industri dan inovasi, infrastruktur dan keamanan, lingkungan dan sosial.

“Tantangan perkotaan seperti urbanisasi dihadapi disemua kota-kota di ASEAN, hal ini membutuhkan strategi aksi kebijakan yang sistematis-komprehensif bukan sekedar parsial-insidental,” pungkas Safrizal.

Pada ASEAN 2023, Indonesia memiliki peran penting dengan menjadi tuan rumah acara MGMAC dan AMF yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 1 hingga 2 Agustus 2023 di Hotel Fairmont Jakarta.

Acara Plenary Session dilakukan melalui diskusi panel yang melibatkan narasumber, antara lain, Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan (Kemendagri), Direktur Kerjasama ASEAN (Kemlu), Gubernur Quirino (Filipina), Wakil Gubernur Pnom Penh (Kamboja), dan Ketua Dewan Kota Klang (Malaysia).

MGMAC dan AMF mengumpulkan lebih dari 500 peserta, termasuk Gubernur dan Wali Kota dari negara-negara anggota ASEAN, perwakilan asosiasi pemerintah daerah dari negara-negara anggota ASEAN, Community Permanent Representative ASEAN, mitra kerja sama (partners), dan badan multilateral lainnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain