Jakarta, Aktual.com – Gus Yahya Cholil Staquf, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), dengan tegas menyatakan bahwa Nahdlatul Ulama (NU) bukanlah alat yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan politik praktis. Dalam sebuah pernyataan, dia menekankan bahwa NU tidak akan dipermainkan untuk tujuan pecalonan politik, termasuk klaim-klaim yang mengatasnamakan NU.
Pernyataan tersebut merupakan tanggapan atas klaim beberapa partai politik dan politikus yang mengklaim mendapatkan mandat perjuangan dari PBNU untuk kontestasi pemilihan umum tahun 2024. Gus Yahya merasa jengkel karena NU selalu dieksploitasi sebagai komoditas dalam politik praktis, padahal seharusnya NU tidak terlibat dalam urusan politik tersebut.
Meskipun banyak warga nahdliyin (pengikut NU) yang aktif di partai politik, Gus Yahya menegaskan bahwa keaktifan mereka tidak serta merta mewakili NU secara keseluruhan. Dia menekankan bahwa para aktor politik harus mengandalkan kredibilitas mereka sendiri untuk mendapatkan dukungan suara, dan bukan menggunakan identitas NU atau agama sebagai alat politik.
Gus Yahya juga mengingatkan bahwa tidak ada calon presiden atau calon wakil presiden yang dapat mengklaim atas nama NU. Dia menilai bahwa setiap calon harus dikenal karena kredibilitasnya sendiri dan tidak dapat mengatasnamakan NU atau agama untuk kepentingan politik.
Sebelumnya, Gus Yahya telah mendesak agar identitas agama tidak dimanipulasi sebagai senjata untuk meraih dukungan politik atau menyerang pihak lain. Praktik manipulasi semacam itu berpotensi menyulut konflik dan mengarahkan agama sebagai sumber masalah.
Gus Yahya juga mengingatkan tentang pengalaman buruk dua pemilihan umum terakhir, di mana politik identitas digunakan sebagai strategi yang merugikan. Penggunaan agama sebagai alat politik dalam konteks seperti itu telah menyebabkan konflik dan perpecahan dalam masyarakat.
Dalam menghadapi era politik yang semakin kompleks, Gus Yahya menegaskan pentingnya menjaga integritas agama dan mencegahnya dari dimanfaatkan sebagai sarana politik.
Artikel ini ditulis oleh:
Ilyus Alfarizi