Yogyakarta, Aktual.com – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta melaporkan bahwa Gunung Merapi, yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, mengalami 13 kali guguran lava pijar pada Selasa dengan jarak luncur maksimum 1.700 meter ke arah barat daya.

Kepala BPPTKG Yogyakarta, Agus Budi Santoso, menyatakan dalam keterangan di Yogyakarta pada Selasa, bahwa selama periode pengamatan dari pukul 00.00 hingga 06.00 WIB, terjadi 12 kali guguran lava pijar yang meluncur ke Kali Bebeng dengan jarak 1.700 meter, dan satu kali guguran lava pijar ke Kali Boyong dengan jarak luncur 1.200 meter.

Agus menjelaskan bahwa selama periode pengamatan tersebut, Gunung Merapi juga mengalami 40 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-27 mm selama 28.24-132.48 detik, dan satu kali gempa tektonik lokal dengan amplitudo 7 mm selama 47.84 detik.

Asap kawah Gunung Merapi yang bertekanan lemah di atas puncak teramati berwarna putih dengan intensitas sedang, mencapai tinggi 75 meter di atas puncak kawah.

Berdasarkan pengamatan BPPTKG pada periode 28 Juli – 3 Agustus 2023, volume kubah barat daya Gunung Merapi terukur sebesar 2.573.600 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.369.800 meter kubik.

Agus menyatakan bahwa intensitas kegempaan Gunung Merapi selama seminggu terakhir masih cukup tinggi. Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM menunjukkan pemendekan jarak tunjam sebesar 5 cm per hari.

BPPTKG tetap mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga, yang telah ditetapkan sejak November 2020.

Potensi bahaya dari guguran lava dan awan panas guguran dapat berdampak ke Kali Woro hingga sejauh tiga kilometer dari puncak dan Kali Gendol hingga lima kilometer dari puncak. Selain itu, Kali Boyong dapat terpengaruh hingga lima kilometer dari puncak, sementara Kali Bedog, Krasak, dan Bebeng dapat terpengaruh hingga tujuh kilometer dari puncak.

Apabila terjadi erupsi eksplosif, lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi dapat mencapai area dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Sandi Setyawan