Plt Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek Prof Nizam (kedua dari kiri) saat diwawancarai usai menghadiri acara Ambassadors Town Hall Meeting - ASEAN Higher Education Conference (AHEC) di IICC Bogor, Rabu (9/8/2023). ANTARA/Linna Susanti.
Plt Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek Prof Nizam (kedua dari kiri) saat diwawancarai usai menghadiri acara Ambassadors Town Hall Meeting - ASEAN Higher Education Conference (AHEC) di IICC Bogor, Rabu (9/8/2023). ANTARA/Linna Susanti.

Jakarta, aktual.com – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bertekad menjadikan Indonesia sebagai pelopor dalam kolaborasi perguruan tinggi di kawasan ASEAN dengan meningkatkan dan menyamakan kualitas pendidikan demi kemajuan bersama.

Plt Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek, Nizam, menyatakan setelah menghadiri acara Ambassadors Town Hall Meeting – ASEAN Higher Education Conference (AHEC) di Bogor pada Rabu (9/8/2023), bahwa Indonesia telah memulai pertukaran mahasiswa dan beberapa program untuk meningkatkan kualitas pendidikan di ASEAN.

“Kita manfaatkan ini, AHEC, untuk acara pendidikan di bidang pendidikan tinggi. Ini sangat penting agar Indonesia bisa menjadi pelopor dalam membangun kolaborasi pendidikan tinggi di ASEAN melalui mobilitas mahasiswa, program pertukaran,” ujarnya.

Nizam menjelaskan bahwa Indonesia, yang saat ini menjadi ketua di ASEAN, telah mengirim ratusan mahasiswa melalui Program Kampus Merdeka ke kampus-kampus di negara-negara ASEAN. Jika inisiatif ini diikuti oleh yang lain, mobilitas kualitas dan pengalaman mahasiswa akan terbentuk.

Di dalam mobilitas ini, katanya, persahabatan dan persaudaraan di antara mahasiswa akan dibangun, yang nantinya akan menjadi pemimpin masa depan di ASEAN. Dengan demikian, tambahnya, persatuan komunitas ASEAN dapat terwujud dengan lebih cepat.

Dia menjelaskan bahwa pertukaran mahasiswa terjadi pada beberapa level. Pertama, melalui Kampus Merdeka dalam Program Indonesia Student Mobility Award (ISMA), di mana mahasiswa belajar selama satu semester di kampus mitra dan mendapatkan kredit yang dapat ditransfer ke Indonesia.

Kedua, sudah banyak perguruan tinggi di Indonesia yang berkolaborasi dalam berbagai bentuk. Ketiga, ada Sistem Transfer Kredit ASEAN (ACTS), yang memungkinkan mahasiswa mengambil mata kuliah dari perguruan tinggi anggota Jaringan Universitas ASEAN (AUN) dan mentransfer kredit kembali ke perguruan tinggi asal.

Keempat, tambahnya, Indonesia, bersama universitas lain di ASEAN, sedang mengembangkan program gelar ganda antar lembaga.

“Jadi, ini adalah empat program yang saat ini sedang kita dorong dan promosikan,” kata Nizam.

Artikel ini ditulis oleh: