Jakarta, Aktual.co — Pengamat Politik senior Arbi Sanit melihat ada beberapa sistem perubahan yang mengundang konflik pada periode pemerintahan Jokowi yang menimbulkan masalah bagi presiden. 
Arbi menyebutkan konflik tersebut meliputi konflik pribadi, konflik golongan dan konflik institusi.
“Ada macam-macam perubahan yang membawa tiga level konflik menyangkut Presiden, inilah yang menimbulkan masalah,” ujar Arbi di Dewan Harian Nasional 45, Jakarta, Kamis (29/1).
Arbi melihat diantara calon Kapolri dan Ketua KPK serta antara Sekjen PDIP dan Ketua KPK ada unsur urusan pribadi didalamnya. 
Ia menyebutkan ‘biang kerok’ nya adalah Ketua KPK Abraham Samad yang kala itu melakukan pertemuan rahasia oleh petinggi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
“Saya pikir dia berharap juga jadi calon (presiden), kenapa dia (Samad) masuk ruang politik ? dia kan yudikatif,” cetus Arbi
Kemudian yang kedua, ada konflik di level golongan, antara politisi dan non politisi, yakni orang partai dan Jokowi.
“Ini dasar lemah nya jadi pemimpin, Jokowi tidak punya partai, dia diusung,” ujar Arbi
Yang ketiga, konflik konstitusi, yaitu Presiden lawan DPR yang menyangkut sistem pemerintahan.
“10 tahun presidensial setelah pemilu jadi perlmenter, sekarang Jokowi dikuasi parlemen,” katanya
Arbi menambahkan tiga hal itulah yang jadi masalah Presiden tidak memiliki kekuatan.
“Presiden nggak punya power, salah satu andalan hanya blusukan ke rakyat. Ini yang jadi problema, dia (Jokowi) tidak punya partai sebagai sumber kekuatan. Kekuatannya ada tapi di dunia maya,” tutupnya

Artikel ini ditulis oleh: