Jakarta, Aktual.com – Bacapres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Anies Baswedan, melaksanakan ziarah yang memiliki makna mendalam ke Makam para raja di Kotagede, Yogyakarta.

Dalam kunjungannya, Anies diberi sebuah cakra dengan tulisan Asmaul Husna, setelah berziarah ke sejumlah makam raja Mataram Islam.

Kerajaan Mataram Islam telah mencapai masa kejayaan yang mengesankan di bawah kepemimpinan Sultan Agung pada tahun 1627, dan Kotagede menjadi pusat peradaban penting pada masa itu.

Anies memasuki area makam dengan mengenakan baju lurik, ditemani oleh para juru kunci dan tokoh masyarakat Kotagede.

Ia mengunjungi beberapa makam raja Mataram Islam, termasuk Panembahan Senapati, Pangeran Jayaprana, Sultan Hadiwijoyo, dan lainnya.

“Kami merasa terhormat karena ini ditemani langsung oleh mereka yang selama ini menjaga warisan tradisi yang amat panjang ini,” kata Anies dalam keterangan tertulis yang diterbitkan pada Minggu (13/8/2023).

Selama ziarah, Anies diberi sebuah cakra dengan ukiran Asmaul Husna.

Menurut Anies, cakra ini mengingatkannya pada cakra Pangeran Diponegoro yang dikembalikan oleh Belanda ke Indonesia.

“Ya ini mengingatkan saya ketika tahun 2015 menerima pengembalian cakra Pangeran Diponegoro yang diambil oleh Belanda pada tahun 1828. Kemudian pada tahun 2015 dikembalikan ke Indonesia dan kami mendapatkan kehormatan untuk mewakili pemerintah dan rakyat Indonesia menerima cakra itu kembali,” terang Anies.

“Jadi malam hari ini di Kotagede di makam Panembahan Senapati, kami menerima sebuah cakra yang bentuknya serupa dari keluarga besar Kotagede anak turunan dari para pendiri Mataram Islam,” sambungnya.

Cakra yang diberikan memiliki ukiran Asmaul Husnah, yakni “Al Malik” dan “Ar Rahman”.

Dua sifat tersebut diamanatkan kepada Anies agar diemban dengan sebaik-baiknya.

“Ini adalah sebuah amanah yang kami anggap sifatnya simbolik, dan kami mengirimkan dua kata kunci yang tertulis di cakra ini, yaitu ‘Al Malik’ dan ‘Ar Rahman’,” papar Anies.

“Mudah-mudahan sifat dari ‘Ar Rahman’ bisa terus kami jaga sebagaimana ketika kami bertugas di Jakarta, kami tidak membedakan siapapun mendapatkan perlakuan yang sama, dan bagaimana kewenangan yang diembankan itu digunakan sebanyak-banyaknya untuk bisa menghadirkan keadilan di masyarakat,” pesannya.

Sementara itu, perwakilan Tokoh Masyarakat Kota Gede, Priyo Salim, mengatakan bahwa cakra tersebut merupakan kenang-kenangan yang memiliki pesan mendalam dari masyarakat Kotagede.

“Mudah-mudahan pesan itu akan terbawa sampai kapanpun. Kami berharap Pak Anies tetap membawa nilai sifat ‘Al Malik’ dan ‘Ar Rahman’ dalam setiap saat kepemimpinannya. Insya Allah, harapan ini terkabul karena ridha dan kehendak Allah,” imbuh Priyo.

Artikel ini ditulis oleh:

Firgi Erliansyah