Jakarta, aktual.com – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tengah mendorong peningkatan kualitas mutu, produk, dan nilai tambah melalui strategi hilirisasi industri pengolahan perikanan, terutama pada komoditas tuna-tongkol-cakalang (TTC).
Kementerian KKP bertujuan mengembangkan sektor kelautan dan perikanan dengan memastikan pasokan bahan baku industri, peningkatan mutu produk, dan nilai tambah untuk meningkatkan investasi.
“Serta ekspor hasil kelautan dan perikanan yang dilaksanakan dengan strategi hilirisasi industri pengolahan untuk komoditas TTC, rajungan-kepiting, udang dan rumput laut serta dengan peningkatan ragam (diversifikasi) produk bernilai tambah,” ungkap Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Budi Sulistiyo, kepada Antara di Jakarta, Rabu (16/8/2023).
Budi menjelaskan bahwa di Indonesia terdapat 1.019 unit pengolahan ikan (UPI) yang mengolah komoditas TTC. Pada tahun 2022, volume produk olahan mencapai 318.167 ton dengan nilai ekspor sekitar 690,34 juta dolar AS.
Produk ini diekspor dalam berbagai bentuk, seperti 67 persen dalam bentuk beku, 26 persen dalam kaleng, 4 persen segar dingin, 1 persen asap, dan 2 persen dalam bentuk olahan lainnya.
Berbagai produk diversifikasi dari TTC dihasilkan oleh UPI di Indonesia, termasuk dalam bentuk beku seperti loin hingga tulang/rusuk tuna.
Sedangkan dalam bentuk segar, terdapat ikan utuh untuk sashimi atau tuna kaleng, serta olahan lain seperti bakso hingga sambal dan ikan asap.
Selain itu, terdapat pula produk non-pangan seperti tepung ikan, minyak ikan tuna, ekstrak tuna, dan hidrosat ikan tuna.
Dari segi penjualan, jenis produk TTC seperti tuna sirip kuning grade sashimi segar memiliki harga kisaran Rp9 juta hingga Rp12 juta per kilogram (kg).
Sementara itu, dalam bentuk beku (steak, saku chunk, ground meat) memiliki kisaran harga Rp510.000-Rp 555.000/kg, dan tuna kaleng dengan harga jual Rp53.800 – Rp 60.000/kaleng (10 oz) atau Rp 203.000-Rp 210.000/kg, menciptakan kenaikan nilai tambah hingga 6 kali lipat.
Dalam acara Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2023, Presiden Jokowi mengungkapkan keyakinannya bahwa strategi hilirisasi Sumber Daya Alam (SDA) pada akhirnya akan memberikan manfaat besar bagi perekonomian bangsa.
“Ini memang pahit bagi pengekspor bahan mentah. Ini juga pahit bagi pendapatan negara jangka pendek. Tapi jika ekosistem besarnya sudah terbentuk, jika pabrik pengolahannya sudah beroperasi saya pastikan ini akan berbuah manis pada akhirnya,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh: