Jakarta, Aktual.com – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berusaha untuk menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ahli dalam ranah industri digital melalui program Lean Monozukuri for Making Indonesia 4.0 (LeMMI 4.0).

Program ini merupakan hasil kolaborasi antara Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin dengan The Association for Overseas Technical Cooperation and Sustainable Partnerships (AOTS), yang dikembangkan bersama Lexer Research dan Fuso Machine Works untuk merancang dan mensimulasikan proses produksi dan manufaktur.

“Industri sektor otomotif menjadi salah satu sektor yang diutamakan dalam program Making Indonesia 4.0. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan otomotif yang tengah melakukan transformasi teknologi ke arah Industri 4.0 memerlukan SDM industri yang dapat beradaptasi dengan teknologi terkini untuk memperkuat sektor otomotif nasional,” kata Kepala BPSDMI Kemenperin, Masrokhan, dalam pernyataannya di Jakarta pada hari Jumat.

Penerapan lanjutan dari program LeMMI 4.0 juga diperkenalkan di Politeknik STMI Jakarta, salah satu lembaga pendidikan vokasi di bawah naungan Kemenperin yang memiliki program studi terkait industri otomotif.

Para mahasiswa diajak untuk memahami peran penting LeMMI 4.0 dan diberi motivasi untuk lebih bersemangat dalam mempersiapkan diri menghadapi tantangan di sektor otomotif pada era Industri 4.0.

“Kerja sama ini menjadi contoh baik dari Politeknik STMI Jakarta dalam upaya mendekatkan dunia pendidikan vokasi dengan kebutuhan nyata di sektor industri, khususnya di bidang otomotif, dengan melibatkan berbagai pihak terkait, termasuk pemerintah Jepang,” tambah Masrokhan.

Beberapa teknologi fokus dalam visi LeMMI 4.0 mencakup kecerdasan buatan, Internet of Things (IoT), augmented reality, virtual reality, robotik canggih, dan pencetakan 3D.

Direktur Divisi Asia dan Pasifik di Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang (METI), Fukuchi Mami, mengapresiasi kerja sama yang telah terjalin.

“Saya berharap sektor publik dan swasta dari Jepang dan Indonesia dapat bekerja bersama untuk mendorong pertumbuhan bagi perusahaan-perusahaan keduanya saat mereka beralih ke manufaktur canggih yang mengandalkan teknologi digital,” ujarnya.

Industri otomotif diberi prioritas pengembangan sesuai dengan rencana Making Indonesia 4.0 karena dianggap memiliki potensi besar untuk memberikan kontribusi signifikan pada perekonomian nasional.

Pada kuartal II tahun 2023, industri otomotif tumbuh sebesar 9,66 persen, yang merupakan pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan dengan kinerja industri pengolahan nonmigas yang tumbuh sekitar 4,56 persen (year-on-year). Sektor otomotif juga telah menyerap langsung tenaga kerja sebanyak 38 ribu orang, serta melibatkan lebih dari 1,5 juta orang yang bekerja dalam rantai pasok otomotif mulai dari tier-1 hingga tier-3.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Sandi Setyawan