Sigi, Aktual.com – Forum Komunikasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Sulawesi Tengah telah bekerja sama dengan Persatuan Artis Penyanyi Pencipta Lagu dan Pemusik Republik Indonesia (PAPPRI) Kabupaten Sigi untuk mencegah penyebaran kekerasan dan ideologi radikal dalam masyarakat melalui seni musik.

“Musik merupakan salah satu sarana perdamaian yang telah melandasi sejarah umat manusia,” ujar Kolonel Rahmat Suhendro, Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat dari Badan Penanggulangan Terorisme (BNPT), dalam acara “Kenali dan Peduli Lingkungan Sendiri” (Kendari) yang diadakan oleh FKPT Sulawesi Tengah di Sigi pada Jumat malam, 19 Agustus.

Melalui seni, diharapkan dapat terbentuk konsolidasi di antara masyarakat untuk memelihara persatuan dan kesatuan bangsa.

“Seni musik memiliki peran signifikan dalam mencegah penyebaran ideologi radikal di kalangan masyarakat. Karena alasan ini, kita memiliki tanggung jawab bersama dalam menjaga kerukunan untuk kebaikan umat manusia,” tambahnya.

BNPT sebagai lembaga yang didirikan oleh negara untuk mencegah dan mengatasi tindakan terorisme berkomitmen mendukung langkah-langkah nyata dalam menjaga integritas bangsa melalui pendidikan. Tujuannya adalah untuk mencegah pertumbuhan benih-benih pemikiran kekerasan atau radikalisme di dalam lingkungan masyarakat.

Menurut Rahmat, ideologi radikal bisa merasuki kehidupan individu maupun komunitas, berasal dari kelompok tertentu, dan tidak memandang status sosial atau jabatan, baik itu orang dewasa atau remaja. Oleh karena itu, partisipasi aktif dari semua pihak diperlukan dalam mendukung pemerintah dalam upaya pencegahan.

“Iklas antara pemeluk agama dan saling menghormati satu sama lain adalah hal yang esensial. Perbedaan tidak boleh dijadikan sesuatu yang mendasar, sehingga konfrontasi tidak diperlukan. Kelompok-kelompok radikal dan terorisme selalu mencoba masuk dengan mengatasnamakan agama. Seniman memiliki peran penting dalam melawan hal tersebut melalui karya seni,” jelas Rahmat.

Acara berjudul “Kolaborasi Damai dalam Kemerdekaan” akan berlangsung selama tiga hari, mulai dari 18 hingga 20 Agustus. Rangkaian acara meliputi pertunjukan musik karya anak bangsa, dialog, serta peluncuran program desa damai untuk mencegah radikalisme.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Sandi Setyawan