Effendi Simbolon dan Budiman Sudjatmiko
Effendi Simbolon dan Budiman Sudjatmiko

Jakarta, Aktual.com – Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah merilis daftar calon anggota legislatif sementara (DCS) untuk Pemilu 2024 pada Jumat (18/8), namun dua elite PDIP, yakni Effendi Simbolon dan Budiman Sudjatmiko, tidak terdapat dalam daftar tersebut.

Effendi Simbolon adalah anggota DPR yang mewakili fraksi PDIP dan menjabat dalam Komisi X. Baru-baru ini, namanya menjadi perbincangan karena ia secara terang-terangan mendukung Prabowo Subianto dari Partai Gerindra sebagai calon presiden dalam Pilpres 2024.

Effendi telah menjadi legislator PDIP sejak tahun 2004 dan berhasil terpilih secara berkelanjutan. Awalnya, pada tahun 2004, ia terpilih mewakili daerah pemilihan (dapil) DKI Jakarta 1 yang mencakup wilayah Jakarta Timur.

Kemudian, dari tahun 2009 hingga 2019, ia kembali terpilih secara berturut-turut mewakili dapil DKI Jakarta II yang mencakup wilayah Jakarta Utara, Barat, dan Kepulauan Seribu. Selama periode tersebut, Effendi juga pernah menjabat di Komisi I yang mengurusi bidang pertahanan dan informatika.

Belakangan, Effendi dipindahkan oleh fraksi PDIP untuk bergabung dengan Komisi X yang bertanggung jawab atas pendidikan, pemuda, dan olahraga. Pergantian ini terjadi tak lama setelah ia mengeluarkan kritik tajam terhadap KSAD Jenderal Dudung Abdurrachman terkait isu ketegangan hubungan antara KSAD dengan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.

Namun, dalam Pemilu 2024, nama Effendi tidak terdaftar dalam daftar calon anggota legislatif (DCS) yang dirilis oleh KPU. Baru-baru ini, muncul spekulasi bahwa namanya mungkin akan digantikan oleh Ferdinand Hutahaean, mantan politikus Partai Demokrat.

Situasi serupa juga dialami oleh Budiman Sudjatmiko, yang juga tidak mendapatkan pencalonan dari partainya, PDIP, dalam Pemilu mendatang. Budiman pernah menjadi anggota legislatif PDIP dari tahun 2009 hingga 2014. Ia terpilih mewakili dapil Jawa Tengah VIII yang mencakup Kabupaten Cilacap dan Banyumas.

Pada Pemilu 2019, ia mencoba kembali maju dari dapil yang berbeda, yaitu Jawa Timur VII yang mencakup wilayah Ngawi, Ponorogo, Trenggalek, Pacitan, dan Magetan, tetapi tidak berhasil terpilih.

Budiman juga mendapat sorotan karena mendukung Prabowo. Ia secara terbuka mendeklarasikan diri sebagai relawan Prabowo-Budiman, atau disingkat sebagai “Prabu”.

Akibat deklarasi ini, posisi Budiman di PDIP menjadi terancam. Partai memberikannya dua pilihan: mengundurkan diri atau menerima sanksi pemecatan.

Nasib Budiman dalam PDIP akan ditentukan pada hari ini, ketika Ketua DPP PDIP yang mengurusi bidang Kehormatan Partai, yaitu Komaruddin Watubun, akan mengumumkan sanksi yang akan dijatuhkan.

Artikel ini ditulis oleh:

Ilyus Alfarizi