Ilustrasi (ANTARA News/Lukisatrio)

Jakarta, aktual.com – Perdana Menteri Thailand yang baru terpilih, Srettha Thavisin, pada hari Rabu (23/8) menerima dukungan resmi dari kerajaan dan bersiap untuk membentuk pemerintahan koalisi baru.

Thavisin menerima surat dukungan resmi untuk menjabat sebagai perdana menteri dari Raja Maha Vajiralongkorn, di kantor pusat partai Pheu Thai, di mana dia memberikan penghormatan kepada foto raja, seperti yang dilaporkan oleh situs berita Khaosod.

Langkah selanjutnya adalah membentuk Kabinet baru dan mengajak anggota dari partai mitra koalisi Pheu Thai.

Ada sebelas partai politik dalam koalisi yang dipimpin oleh Pheu Thai, yang juga diikuti oleh Thavisin. Namun, Partai Move Forward (MFP), yang memenangkan jumlah kursi parlemen terbanyak dalam pemilihan umum Mei lalu, tidak tergabung dalam koalisi tersebut.

Thavisin diusulkan oleh pemimpin partai Pheu Thai, Chonlanan Srikaew, pada hari Selasa sebagai calon perdana menteri untuk kelompok koalisi tersebut. Dia memenangkan 482 suara, melebihi ambang batas 376 suara yang diperlukan untuk memenangkan pemungutan suara.

Koalisi baru ini dihadapkan pada sejumlah tantangan, termasuk mengatasi masalah inflasi dan memenuhi agenda-agenda Thailand.

Thavisin, lulusan Universitas Massachusetts dan Sekolah Pascasarjana Claremont di Amerika Serikat dengan spesialisasi ekonomi dan keuangan, memulai karirnya di bidang perumahan pada tahun 1990.

Di sisi lain, Mahkamah Konstitusi Thailand memberikan tambahan waktu 30 hari kepada pemimpin MFP, Pita Limjaroenrat, untuk merespons tuduhan kepemilikan saham di sebuah perusahaan media.

Limjaroenrat adalah calon perdana menteri favorit dalam pemungutan suara putaran pertama di parlemen bulan lalu, tetapi dia tidak berhasil mendapatkan dukungan senator yang ditunjuk oleh junta, yang akhirnya memberikan dukungannya kepada Thavisin dalam pemungutan suara pada hari Selasa.

Artikel ini ditulis oleh: