Jakarta, Aktual.co — Bank Indonesia (BI) menyatakan perubahan asumsi kurs rupiah yang menjadi lebih lemah dari Rp12.200 menjadi Rp12.500 pada Rancangan APBN-Perubahan 2015 masih relevan dengan kondisi dan tantangan perekonomian global.
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan bahwa salah satu kondisi dan tantangan perekonomian global itu adalah kecenderungan penguatan kurs dolar Amerika Serikat terhadap mata uang lainnya yang terus berlanjut, seiring dengan laju pemulihan ekonomi di AS.
“Itu adalah suatu yang perlu kita perhitungkan karena terjadi tekanan pada nilai tukar kita,” kata Agus di Jakarta, Rabu (28/1).
Dengan perkiraan penguatan kurs dolar tersebut, Agus mengatakan, perubahan asumsi kurs yang lebih lemah sebesar Rp300 itu akan sesuai dengan postur belanja dan pendapatan negara yang diinginkan pada APBN-Perubahan (APBNP) 2015.
Perubahan asumsi nilai tukar ini akan mempengaruhi besaran belanja dan pendapatan negara dalam APBNP 2015.
“Jadi kami merasa nilai tukar Rp12.500/dolar lebih mencerminkan APBNP 2015,” kata Agus.
Ia menuturkan selain faktor kondisi dan tekanan perekonomian global, perubahan asumsi kurs rupiah juga mempertimbangkan neraca transaksi berjalan yang telah mengalami defisit dalam tiga tahun terakhir.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka















