Jakarta, aktual.com – Dokter spesialis bedah onkologi (kanker) dan doktor dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dr. dr. Diani Kartini, SpB(K)Onk, memberikan panduan sederhana untuk memeriksa gejala kanker kepala dan leher secara mandiri di rumah.
“Biasanya kalau skrining mandiri yang paling banyak diketahui orang awam hanya untuk gejala kanker payudara, namun sebenarnya gejala kanker kepala dan leher juga bisa kita deteksi mandiri,” ujar Diani pada diskusi daring RS Medistra, Jumat (25/8/2023).
Kanker kepala dan leher adalah istilah yang mencakup jenis kanker yang dapat berkembang di area mulut, tenggorokan, hidung, kelenjar ludah, atau bagian lain di wilayah kepala dan leher. Kanker ini sering terjadi pada sel skuamosa yang melapisi mulut, tenggorokan (faring), dan kotak suara (laring).
Karena lokasinya yang berada di saluran pernapasan, kanker kepala dan leher serta pengobatannya bisa mengganggu kemampuan makan, menelan, dan bernapas.
Diani menjelaskan bahwa beberapa jenis kanker kepala dan leher yang umum di Indonesia adalah kanker nasofaring, tiroid, dan rongga mulut.
“Misalnya untuk kanker rongga mulut, kita bisa memeriksa bagaimana kesehatan gigi kita, dengan berkaca membuka mulut dan melihat adakah anatomi yang berbeda dari sebelumnya, kemudian kita bisa juga menggunakan dua jari kita raba dalam mulut ada benjolan atau tidak,” jelas Diani.
Selain itu, sariawan yang tidak sembuh dalam waktu lama juga bisa menjadi indikasi penyakit kanker di rongga mulut. Diani menyarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter jika sariawan berlangsung lebih dari dua minggu.
Dalam hal gejala tiroid, menurut Diani, deteksinya cukup sederhana, yaitu dengan meraba area leher menggunakan kedua tangan. Jika terasa adanya benjolan, segera temui dokter.
Lebih lanjut, 75 hingga 85 persen kasus kanker kepala dan leher disebabkan oleh kebiasaan merokok, termasuk dalam bentuk rokok biasa, cerutu, pipa, dan penggunaan tembakau kunyah secara rutin. Konsumsi alkohol juga dapat menjadi faktor risiko.
Artikel ini ditulis oleh: