Batam, Aktual.com – Aparat gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, Ditpam Badan Pengusahaan (BP) Batam, dan Satpol PP terlibat dalam bentrok sengit dengan warga di Kawasan Rempang, Batam, hari ini. Kejadian itu menjadi pusat perhatian ketika belasan anak sekolah terkena dampak gas air mata yang ditembakkan untuk meredakan situasi.
keributan pecah ketika petugas gabungan tiba di lokasi untuk melakukan pengukuran demi pengembangan kawasan yang menjadi kontroversi akibat merupakan kampung adat masyarakat Melayu.
Warga yang berada di sana masih belum sepenuhnya setuju dengan rencana pengembangan tersebut, yang dianggap mengancam keberlangsungan kampung adat mereka. Kegaduhan mencapai puncak ketika petugas tiba di lokasi, memaksa mereka untuk menembakkan gas air mata sebagai upaya meredakan kerusuhan.
Antara melaporkan bahwa sejumlah siswa sekolah terpaksa dibawa ke rumah sakit karena terkena gas air mata yang tersebar oleh angin. Lokasi kejadian tersebut tidak jauh dari sekolah mereka.
“Ada belasan siswa yang saya tahu dibawa oleh ambulans ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Gas air mata itu tadi terbawa angin, karena ribut dekat dari sekolah kami,” ucap Muhammad Nazib, Kepala Sekolah SMP Negeri 22.
Saat ini, petugas gabungan masih berjaga di lokasi, berharap situasi dapat segera kondusif. Pengukuran lahan untuk proyek strategis nasional ini diharapkan dapat diselesaikan dalam waktu dekat.
Sementara itu, BP Batam memberikan imbauan kepada masyarakat Kota Batam agar tidak terprovokasi oleh isu miring yang beredar terkait pengukuran di Kawasan Rempang.
Informasi beredar mengenai tindakan represif dari tim gabungan, yang melibatkan Polri, TNI, Ditpam BP Batam, dan Satpol PP, terhadap warga yang menghalangi tugas personel.
Namun, Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol BP Batam, Ariastuty Sirait, membantah klaim tersebut.
Menurut Ariastuty, sejumlah warga yang mengatasnamakan diri sebagai warga Rempang telah memulai aksi provokasi dengan melemparkan batu dan botol kaca ke arah personel keamanan yang akan memasuki wilayah Jembatan 4 Barelang.
“Informasi dari tim di lapangan, sudah ada beberapa oknum provokator yang ditangkap pihak kepolisian. Beberapa di antaranya bahkan didapati membawa parang dan sudah berhasil diamankan,” ujarnya.
Ariastuty juga mengajak masyarakat Kota Batam untuk selalu memeriksa informasi yang mereka terima sebelum menyebarkannya di media sosial. Dia menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai rencana pengukuran tersebut.
Sementara itu, Kapolresta Barelang, Kombes Pol Nugroho Tri Nuryanto, sebelumnya telah mengimbau masyarakat untuk tidak menghalangi jalannya personel keamanan yang akan memasuki Kawasan Rempang.
Melalui pengeras suara, dia meminta agar masyarakat yang memblokade jalan masuk wilayah tersebut dapat mundur dengan teratur, mengingat tindakan tersebut melanggar aturan hukum.
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pihak kepolisian terkait penggunaan gas air mata yang juga mengenai belasan anak sekolah yang terkena dampaknya. Situasi tetap dalam perhatian dan perkembangannya akan terus dipantau.
Artikel ini ditulis oleh:
Ilyus Alfarizi