Arsip foto - Tim medis memberikan pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) kepada masyarakat awam saat kegiatan Hari Bebas Kendaraan Bermotor atau Car Free Day (CFD) di Solo, Jawa Tengah, Minggu (20/8/2023). (ANTARAFOTO/Maulana Surya/aww)

Jakarta, Aktual.com – Dokter spesialis saraf lulusan Universitas Indonesia, dr. Aryandhito Widhi Nugroho, Ph.D., Sp.BS, mengingatkan bahwa sakit kepala berkelanjutan atau nyeri tulang belakang yang tidak membaik dapat disebabkan oleh berbagai gangguan di sistem saraf pusat maupun tepi.

Dr. Aryandhito memberikan saran kepada orang – orang yang mengalami keluhan seperti sakit kepala atau nyeri tulang belakang untuk segera memeriksakan diri ke tenaga medis. Menurutnya, berbagai gangguan saraf juga bisa dipicu oleh masalah vaskular atau pembuluh darah, tumor, gangguan fungsional, atau kelainan di luar sistem saraf.

Dia lalu menyarankan agar masyarakat segera berkonsultasi dengan dokter jika mereka mengalami gejala lain, seperti kelemahan tangan, kejang, atau gangguan memori.

“Kadang-kadang ada gejala-gejala seperti gangguan kesehatan jiwa, ternyata penyebabnya bisa saja kelainan di otak yang bisa diperbaiki. Jadi, tidak melulu berkaitan dengan kondisi mental atau psikis saja, tetapi bisa diperiksa oleh kami,” ujar Dr. Aryandhito, Kamis (7/9).

Tenaga medis dapat memberikan pertolongan sesuai dengan kelainan yang dialami pasien. Dr. Aryandhito juga mengingatkan bahwa teknik pertolongan pertama ABC (airway control, breathing control, circulation) dapat diterapkan pada pasien dengan gangguan saraf. Teknik ABC merupakan langkah pertolongan pertama yang dilakukan dalam situasi darurat untuk menyelamatkan nyawa seseorang.

Dr. Aryandhito juga menyoroti masalah saraf yang sering ditemui dalam praktiknya, terutama terkait dengan keluhan tulang belakang dan trauma, termasuk cedera otak dan tulang belakang akibat kecelakaan.

Saat ini, banyak rumah sakit telah menyediakan layanan terkait gangguan sistem saraf, termasuk penanganan trauma seperti cedera kepala atau cedera tulang belakang. Dr. Aryandhito menjelaskan bahwa penilaian awal akan membantu menentukan apakah pasien memerlukan pengobatan konservatif terlebih dahulu atau bahkan membutuhkan tindakan pembedahan.

Artikel ini ditulis oleh: