Biak, Aktual.com – Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Supiori, Papua mengintegrasikan Kurikulum Merdeka Belajar dengan pendekatan sekolah menyenangkan di lima Sekolah Dasar (SD) di wilayah tersebut.
“Prinsip dari sekolah menyenangkan adalah metode pembelajaran yang menyediakan beragam pilihan tantangan, di mana setiap siswa diberikan opsi dan tantangan sesuai dengan kemampuannya,” kata Kepala Disdik Supiori, Rafles Ngilamele di Biak, Sabtu.
Beliau menjelaskan bahwa penggabungan Kurikulum Merdeka Belajar dengan konsep sekolah menyenangkan bertujuan agar anak-anak dapat melihat teman sebaya sebagai individu yang memiliki potensi yang beragam.
Menurut Rafles, prinsip sekolah menyenangkan mencakup pembelajaran yang memberikan makna dan manfaat jangka panjang serta terkait dengan pemecahan masalah dunia nyata.
Rafles menambahkan bahwa melalui pendekatan kolaboratif ini, para guru dapat mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang substansial.
“Karena pertanyaan substansial dapat memunculkan inspirasi. Kita harus menghindari pendekatan di mana anak-anak hanya diharapkan untuk menghafal teori tanpa memahami manfaat dari pembelajarannya,” ujarnya.
Beliau menyatakan bahwa integrasi ini bertujuan untuk memacu kreativitas dan ide-ide inovatif dari para murid di masing-masing sekolah.
Lebih lanjut, Rafles menyebutkan bahwa penerapan Kurikulum Merdeka Belajar bertujuan untuk menggali potensi terbesar dari guru dan siswa di sekolah.
“Melalui kolaborasi ini, diharapkan kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan secara independen bagi para siswa,” tambahnya.
Beliau berharap bahwa integrasi Kurikulum Merdeka Belajar dengan pendekatan sekolah menyenangkan dapat menghasilkan anak-anak di Kabupaten Supiori yang lebih kreatif, analitis, dan cerdas.
“Ini adalah kali pertama dua metode pembelajaran ini diterapkan di Papua, khususnya di Dinas Pendidikan Kabupaten Supiori,” tandasnya.
Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Supiori untuk Tahun Ajaran 2023/2024, jumlah guru di wilayah tersebut adalah sebagai berikut: PAUD (48 guru), SD (241 guru), SMP (142 guru), dan SMA/SMK (118 guru).
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Sandi Setyawan