Jakarta, Aktual.com – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, secara tegas menolak tindakan Islamofobia dan xenofobia dalam Sidang Puncak Pemimpin G20 ke-18 di New Delhi. Erdogan mengutuk pembakaran Al-Quran sebagai tindakan kebencian yang tak dapat diterima.
Dalam pernyataannya, Erdogan menekankan perlunya negara-negara untuk menilai dan merevisi undang-undang yang ada yang mungkin mendukung tindakan semacam ini. Pernyataan ini disampaikannya saat berbicara dengan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, di luar sidang puncak G20.
“Kami berbicara sebentar dengan Biden. Kami juga membicarakan masalah F16,” kata Erdogan, seperti yang dilaporkan oleh TRT, Senin (11/9).
Turki telah mengajukan permintaan untuk membeli jet tempur F16 dan peralatan modernisasi pada Oktober 2021. Kesepakatan senilai 6 miliar dolar ini termasuk penjualan 40 jet tempur dan peralatan modernisasi untuk 79 pesawat perang yang sudah ada dalam inventaris Angkatan Udara Turki. Namun, pembatalan kesepakatan ini sedang dipertimbangkan oleh beberapa anggota Kongres AS, dengan syarat-syarat yang termasuk pengaruh Turki terhadap penawaran Swedia untuk bergabung dengan NATO.
Erdogan berpendapat bahwa pembelian jet tempur tersebut akan memperkuat Turki dan NATO. Namun, ia menegaskan bahwa potensi keanggotaan Swedia di NATO adalah keputusan Parlemen Turki dan harus dipertimbangkan secara independen.
“Saya tidak berada dalam posisi di mana saya bisa membuat keputusan sendiri. Ini harus disetujui oleh Parlemen (Turki). Swedia harus memenuhi kewajibannya,” katanya.
Turki menegaskan bahwa tawaran Swedia untuk bergabung dengan NATO dan pembelian jet tempur F16 oleh Turki tidak seharusnya dikaitkan satu sama lain.
Sidang puncak G20 di New Delhi dihadiri oleh para pemimpin negara-negara anggota G20 dengan tema “Satu Dunia, Satu Keluarga, Satu Masa Depan.”
Artikel ini ditulis oleh: