Jakarta, Aktual.com – Sebuah dokumen bocor yang beredar mengungkap rencana Badan Intelijen Amerika Serikat (CIA) dan National Endowment for Democracy (NED) dalam mempengaruhi Pemilu 2024 di Indonesia.

Revolusi warna, istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan operasi intelijen AS dalam mempromosikan demokrasi liberal di negara lain, sedang menjadi perbincangan hangat.

Banyak laporan yang menunjukkan keterlibatan CIA dan NED dalam rencana revolusi warna di Indonesia.

NED, yang meskipun disebut sebagai organisasi swasta, mendapatkan pendanaan dari pemerintah AS dan sering dianggap sebagai “front CIA” untuk melaksanakan operasi semacam itu.

Kedubes China di Indonesia bahkan menyebut NED sebagai salah satu prajurit utama pemerintah AS dalam upaya menggulingkan pemerintahan yang sah di berbagai negara dan mempromosikan kekuatan boneka yang pro-AS.

Menurut sebuah artikel di mintpressnews.com yang berjudul “Leaked: CIA Front Preparing Color Revolution in Indonesia”, NED sedang memperluas pengaruhnya di Indonesia dengan memberikan hibah kepada LSM, kelompok sipil, partai politik, dan bahkan kandidat untuk Pemilu 2024.

Dalam artikel tersebut, terungkap juga pertemuan antara perwakilan International Republican Institute (IRI) Indonesia dengan pejabat tinggi Kedutaan Besar AS di Jakarta, Ted Meinhover, yang membahas kekhawatiran Washington terkait elektabilitas Prabowo Subianto yang meningkat secara dramatis menjelang Pilpres 2024.

Rencana CIA dan NED di Indonesia masih menjadi topik perdebatan dan perhatian masyarakat internasional.

Disisi lain Pernyataan dari Jubir Kedubes AS

Juru Bicara Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Jakarta, Michael Quinlan, dengan tegas membantah klaim mengenai campur tangan AS dalam pemilihan umum (pemilu) 2024 di Indonesia.

Quinlan menegaskan bahwa AS tidak pernah terlibat dalam upaya untuk mempengaruhi pemilu di Indonesia dan menyebut beredarnya dokumen CIA sebagai berita palsu atau hoax.

“Ini adalah berita palsu (hoaks). Amerika Serikat tidak memihak dalam pemilu,” kata Quinlan dikutip dari Tribunnews.com pada Senin (11/9).

Quinlan juga menekankan bahwa sebagai negara yang menjalankan sistem demokrasi, AS menghormati dan mendukung proses pemilu yang bebas dan adil di Indonesia.

Ia mengajak masyarakat untuk tidak mempercayai informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

“Satu-satunya hal yang penting bagi kami adalah proses pemilu yang bebas dan adil, sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi. Kami menyangkal komentar yang tidak bertanggung jawab dan tidak berdasar yang menyatakan sebaliknya,” ungkap Quinlan.

Pernyataan resmi ini dari Kedutaan Besar AS diharapkan dapat meredakan spekulasi dan kekhawatiran yang muncul terkait campur tangan AS dalam pemilu Indonesia.

Artikel ini ditulis oleh:

Firgi Erliansyah