Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi (kanan) dan Menteri Luar Negeri Belanda Hanke Bruins Slot (kiri) menyampaikan keterangan kepada wartawan usai melakukan pertemuan bilateral di Gedung Kemenlu, Pejambon, Jakarta, Selasa (31/10/2023). Pertemuan tersebut membahas kerja sama budaya, investasi, dan perdagangan sekaligus membahas repatriasi benda-benda cagar budaya milik Indonesia dari Belanda serta penanganan pengiriman bantuan kemanusiaan di Gaza, Palestina. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra (ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA)

Jakarta, Aktual.com – Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi membahas peluang peningkatan kerja sama antara Indonesia dan Belanda pada sejumlah bidang, termasuk investasi sektor hijau.

Berbicara kepada wartawan setelah pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Belanda Hanke Bruins Slot di Jakarta, Selasa, Retno mengatakan bahwa Belanda adalah investor terbesar dari Eropa yang memberikan kontribusi lebih dari 15,5 miliar dolar AS sejak 2013, dengan peningkatan rata-rata tahunan sebesar 15,8 persen.

Belanda juga selama ini telah menjadi salah satu negara Eropa yang berkomitmen dalam mendukung transisi energi di Indonesia.

“Dan ke depan, Indonesia berharap dapat memperkuat kerja sama untuk mengembangkan ekosistem industri semikonduktor di Indonesia,” ujar Retno.

Retno lebih lanjut mengatakan bahwa Indonesia menghargai komitmen Belanda untuk mendukung transisi energi, mempromosikan keberlanjutan di Indonesia, dan memperkuat kerja sama dalam pengembangan pelabuhan berkelanjutan, pembuatan kapal berkelanjutan, serta energi surya dan pembangkit listrik tenaga angin.

Dalam kesempatan tersebut, Retno juga mengumumkan peluncuran Rencana Aksi Kemitraan Komprehensif antara Indonesia dan Belanda untuk 2024-2025.

Rencana aksi ini akan menjadi peta jalan bagi kelanjutan kemitraan dan kolaborasi kedua negara.

Sementara itu, Bruins Slot mengatakan bahwa dalam upaya bersama untuk mewujudkan masa depan yang berkelanjutan, Belanda saat ini sedang mengusulkan pemberian dana hibah untuk investasi sebesar 105 juta euro kepada Indonesia.

Hibah ini merupakan bagian dari program kerja sama senilai 300 juta euro yang dijalin oleh Belanda dan Indonesia melalui kemitraan dengan Invest International, sebuah lembaga keuangan Belanda yang dibentuk untuk mendukung investasi Belanda di luar negeri. Dia menyampaikan bahwa program ini juga mencakup pinjaman dari Belanda, dan akan mendukung inisiatif publik yang berkelanjutan dan inklusif pada sektor-sektor yang relevan dengan keahlian Belanda pada beberapa bidang, seperti iklim dan energi, pertanian dan pangan, layanan kesehatan, air, dan infrastruktur.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai investasi Belanda di Indonesia pada 2022 adalah 1,22 miliar dolar AS.

Investasi Belanda di Indonesia didominasi oleh sektor manufaktur. Sektor lain yang juga menjadi tujuan investasi Belanda di Indonesia adalah sektor jasa keuangan, sektor pertanian, dan sektor energi.

Sejumlah proyek investasi Belanda di Indonesia, antara lain, pembangunan pabrik susu Frisian Flag di Jawa Timur, investasi Shell di sektor hilir migas, pembangunan terminal di Pelabuhan Tanjung Priok, pengembangan energi terbarukan, dan pembangunan infrastruktur.

Artikel ini ditulis oleh:

Sandi Setyawan