Jakarta, Aktual.co — Frost and Sullivan memprediksi penjualan kendaraan bermotor (Mobil dan Motor) di sepanjang tahun ini akan mencapai 1.286.000 unit atau tumbuh sebesar lima persen dari pencapaian tahun 2014. Hal itu dilihat dari adanya peningkatan investasi, anggaran pembangunan infrastruktur dari Pemerintah dan pertumbuhan kelas menengah.
“Pertumbuhan ekonomi di Indonesia tahun ini tergolong stabil. Adanya pertumbuhan ekonomi sebanyak 5,5 persen turun mendorong angka penjualan kendaraan,” kata Vice Presiden sektor Otomotif dan Transportasi Frost and Sullivan Asia Pacific, Vivek Vaidya di Hotel Mulia, Jakarta, Senin (27/1).
Ia menambahkan, ketidakpastian ekonomi global cenderung akan membuat impor lebih mahal karena nilai mata uang Rupiah yang melemah terhadap dolar.
“Kenaikan biaya impor otomotif memberikan dampak yang signifikan, seperti suku cadang yang bernilai tinggi dan agregat yang masih diimpor untuk berbagai model,” ujarnya.
Ia juga mengatakan CBU impor, terutama mobil mewah, cenderung menjadi lebih mahal apabila mata uang Rupiah tetap melemah. Mobil LCGC merupakan yang paling tidak terkena dampak, karena tingginya tingkat lokalisasi.
“Evolusi ASEAN Economic Community (AEC), kemungkinan akan menjadi game changer bagi industri regional,” imbuhnya.
Ia berpendapat bahwa dalam lima tahun ke depan, sektor otomotif Indonesia akan ditentukan oleh lima tema utama yakni LCGC/LEC Program, generasi penerus FTA, fokus pada ekspor, persaingan dari sektor otomotif Thailand dan evolusi AEC.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka

















