Jakarta, Aktual.com – Komisioner Rusia untuk Hak Anak-Anak, Maria Lvova-Belova, menyatakan kesiapannya memberikan bantuan kepada anak-anak yang dievakuasi dari Palestina. Meski demikian, hingga saat ini, belum ada permintaan resmi terkait hal tersebut.
Pernyataan Lvova-Belova disampaikan pada pertemuan Komisi Perlindungan Hak Anak Persemakmuran Negara-Negara Merdeka (CIS) di Minsk, Belarus. Dia menjelaskan bahwa belum ada data mengenai anak-anak Rusia di zona konflik Palestina-Israel.
“Kami telah mengutarakan keinginan kami untuk mendukung dan membantu jika diperlukan. Jika ada yang membutuhkan, kami sudah mengatakan ini sejak awal, kami siap terlibat dan kami siap membantu,” ungkapnya.
Pada Selasa, UNICEF, Badan PBB untuk urusan anak-anak, menyuarakan kekhawatiran terkait peningkatan jumlah kematian anak-anak di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023. Ketegangan Israel-Palestina pada tanggal tersebut meningkat menjadi konflik bersenjata.
Juru bicara UNICEF, James Elder, menyatakan dalam konferensi pers di Jenewa bahwa Gaza “telah menjadi kuburan anak-anak” dan “neraka bagi semua orang.”
Israel meningkatkan serangan udara dan darat ke Jalur Gaza pekan ini. Jalur Gaza telah menjadi sasaran serangan udara berkelanjutan sejak kelompok Palestina Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober.
Serangan udara Israel di Gaza menyasar rumah sakit, tempat tinggal, masjid, dan gereja. Menurut Konvensi Jenewa, rumah sakit adalah tempat yang dilindungi dan tidak boleh menjadi sasaran serangan.
Sejauh ini, lebih dari 10.000 orang tewas dalam konflik tersebut, termasuk 8.525 warga Palestina, dengan 3.542 di antaranya anak-anak, serta 1.538 warga Israel.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak seruan internasional untuk melakukan gencatan senjata.
Artikel ini ditulis oleh:
Jalil