Jakarta, Aktual.com – Organisasi keagamaan Islam Nahdlatul Ulama (NU) secara resmi mendukung upaya pengurangan risiko merokok di Indonesia dengan menggalakkan gerakan pemanfaatan tembakau alternatif.
Ketua Lakpesdam PBNU, Rumadi Ahmad, menyampaikan dukungan tersebut dengan fokus pada kesadaran masyarakat.
“Kami terus menumbuhkan kesadaran masyarakat mengenai pengurangan risiko lingkungan dan tembakau, serta isu-isu strategis nasional lainnya melalui jaringan NU yang luas,” ujar Rumadi Ahmad.
Rumadi, yang juga Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, menyoroti tingginya prevalensi merokok di Indonesia, mencapai 36,3 persen pada tahun 2018. Menurutnya, penggunaan produk tembakau alternatif dapat menjadi solusi inovatif.
“Potensi produk tembakau alternatif yang inovatif dan risiko yang lebih rendah memotivasi kami untuk menyederhanakan pendekatan dalam pengurangan risiko tembakau. Pemerintah perlu memaksimalkan manfaatnya demi kesehatan masyarakat yang lebih baik,” tambah Rumadi.
Dukungan NU terhadap pemanfaatan produk tembakau alternatif tercermin dalam kajian Lakpesdam yang diwujudkan dalam buku berjudul “Fikih Tembakau-Kebijakan Produk Tembakau Alternatif di Indonesia”.
Rumadi menekankan perlunya evaluasi menyeluruh dengan berlandaskan bukti ilmiah dan empiris untuk memastikan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
“Hal ini untuk meminimalkan potensi dalam berbagai aspek dan menerapkan pendekatan produk tembakau alternatif supaya relevan,” ungkapnya.
Di sisi lain, Hiroya Kumamaru, Wakil Direktur AOI Universal Hospital Jepang, menekankan kesulitan berhenti merokok secara total bagi perokok dewasa di Jepang. Menurutnya, produk tembakau yang dipanaskan dapat membantu perokok beralih dari kebiasaan merokok.
“Mengobati penyakit yang berkaitan dengan merokok membutuhkan biaya sekitar 4,3 triliun yen. Produk tembakau yang dipanaskan membantu sepertiga jumlah pria dan seperempat jumlah wanita di Jepang untuk mulai berhenti merokok,” kata Hiroya.
Artikel ini ditulis oleh:
Jalil