Jakarta, Aktual.com – Ketua DPD Partai Gerindra Sumatera Barat, Andre Rosiade, memberikan tanggapan tegas terhadap pernyataan yang dilontarkan oleh elite PDIP mengenai Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Pernyataan tersebut menyebut pasangan tersebut sebagai cerminan Neo-Orde Baru.

“Kami hadapi dengan senyuman. Wajar ada yang panik. Wajar ada yang takut kalah. Mungkin saja ada yang takut punya masalah hukum di masa lalu, takut kasusnya kalau enggak berkuasa lagi, diungkap,” kata Andre saat dihubungi CNNIndonesia.com, Sabtu (4/11).

Dalam responsnya, Andre Rosiade menunjukkan sikap tenang dan percaya diri terhadap komentar tersebut. Dia menilai pernyataan PDIP sebagai reaksi wajar dari pihak yang mungkin merasa panik atau takut menghadapi persaingan politik.

Lebih jauh lagi, Andre juga merujuk pada kemungkinan adanya masalah hukum di masa lalu yang membuat beberapa pihak merasa cemas jika Prabowo-Gibran tidak berkuasa lagi.

Namun, Andre dengan tegas membantah klaim bahwa Prabowo-Gibran adalah cerminan Neo Orde Baru. Dia menekankan bahwa pasangan ini telah mendaftar sebagai kandidat dalam Pemilihan Presiden 2024 sesuai dengan aturan yang berlaku.

Koalisi Indonesia Maju yang mereka wakili, lanjutnya, fokus pada upaya mengumpulkan dukungan dari rakyat, tanpa mengambil pernyataan PDIP sebagai masalah serius.

“Faktanya, dukungan untuk Prabowo dan Gibran terus bertambah,” ungkap Andre, menegaskan popularitas pasangan tersebut di mata masyarakat.

Sebelumnya, Ketua DPP PDIP, Djarot Syaiful Hidayat, mengeluarkan pernyataan yang menyebut Prabowo-Gibran sebagai cerminan Neo Orde Baru. Djarot juga merujuk pada pencalonan Gibran yang terkait dengan putusan kontroversial Mahkamah Konstitusi (MK) sebagai dasar komentarnya.

Djarot berpendapat bahwa demokrasi telah mati dan MK telah kehilangan independensinya. Ia menekankan bahwa rakyat Indonesia yang cerdas telah menyadari penyimpangan hukum di MK.

Di sisi lain, Djarot menyatakan bahwa pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD bertekad untuk memperkuat demokrasi dan melawan “Neo-Orde Baru masa kini” yang mereka lihat dalam Prabowo-Gibran.

“Ganjar-Mahfud MD pastikan akan terus perkuat demokrasi. Bersama kita hadapi Prabowo-Gibran sebagai cerminkan Neo-Orde Baru masa kini,” ucap Djarot melalui keterangan tertulis, Sabtu (4/11).

Dengan dua pandangan yang berbeda ini, persaingan politik di Indonesia semakin memanas menjelang Pemilihan Presiden 2024, di mana kedua belah pihak berupaya memperkuat dukungan mereka dan mengadvokasi visi serta program masing-masing.

Artikel ini ditulis oleh:

Ilyus Alfarizi