Menteri BUMN Erick Thohir.ist

Jakarta, Aktual.com – Menteri BUMN, Erick Thohir, kini menjajaki potensi investasi dari pengusaha Timur Tengah untuk menggantikan kepemilikan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk di PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI).

Meskipun tidak merinci Negara yang menjadi target, Erick mengungkapkan bahwa fokusnya adalah menarik investor Timur Tengah yang dapat menjadikan BSI sebagai bank syariah global.

“Prioritas Timur Tengah. Kalau kita mau mencari partner BSI, kita pengen juga mitra yang bisa menjadikan BSI bank syariah secara global sekarang ini ranking 12, siapa tahu ke depan bisa masuk 10 besar,” tuturnya kepada wartawan, Kamis (9/11).

Selain itu, ia berharap investor baru memberikan akses kepada BSI untuk membuka kantor di beberapa kota strategis di Timur Tengah dan Eropa, seperti London, Riyadh, Mekkah, Madinah, dan Dubai.

Menteri BUMN itu menegaskan bahwa pencarian mitra bisnis baru harus diiringi dengan perhitungan dan pertimbangan matang, mengingat langkah ini akan berdampak pada keberlanjutan kinerja BSI di masa depan.

“Pencarian investor ini menjadi penting mengingat rencana keluarnya BRI dan BNI dari kepemilikan BSI. Kami berharap investor baru dapat membuat BSI merangkak naik ke peringkat 10 besar bank syariah dunia,” Tegasnya.

Dalam konteks divestasi, Kementerian BUMN menyatakan bahwa setidaknya 20 persen saham gabungan dari BRI dan BNI di BSI akan dijual.

Namun, Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, menjelaskan bahwa sebagai pemegang saham, dirinya lebih fokus pada operasional perusahaan dan tidak dapat memberikan banyak informasi terkait rencana divestasi.

“Terkait divestasi, BSI ini kan bank Tbk, itu regulatornya banyak. Ada Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pasar modal (Bursa Efek Indonesia), dan Bank Indonesia. Jadi hal-hal sensitif saya gak bisa saya sampaikan di sini,” ungkap Hery dalam Ngopi BUMN di Kementerian BUMN.

Meski demikian, Hery menyatakan kesiapannya untuk menjalankan langkah-langkah yang diperlukan, termasuk kemungkinan merger dengan BTN Syariah.

“Bohirnya bilang maju ya maju, mundur ya mundur, tahan ya tahan,” tambahnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Firgi Erliansyah
Jalil