Gaza, aktual.com – Pasukan Israel melancarkan serangan pada hari Rabu di rumah sakit terbesar di Gaza, Al-Shifa. Pihak Israel menuduh bahwa rumah sakit tersebut digunakan sebagai markas oleh Hamas yang bersembunyi di dalam kompleks tersebut. Klaim ini telah dibantah sebelumnya oleh Hamas dan pihak rumah sakit.

Menurut PBB, rumah sakit tersebut berfungsi sebagai tempat perlindungan bagi ratusan pasien yang menjadi korban. Saat ini, rumah sakit tersebut sudah tidak beroperasi lagi karena blokade listrik dan penurunan suplai medis yang terus berlanjut.

Masyarakat Palestina menyatakan bahwa pertempuran di sekitar Al-Shifa merupakan indikasi bahwa Israel tidak memperhatikan keselamatan warga sipil di wilayah Gaza.

“Kami diminta menjauhi jendela dan balkon. Kita bisa mendengar kendaraan lapis baja mereka sangat dekat dengan pintu masuk kompleks,” Ungkap dokter di rumah sakit tersebut Khaled Abu Samra dikutip dari CNN, Kamis (16/11).

Hamas, pejabat kesehatan Palestina, dan staf medis secara tegas menyangkal klaim Israel yang menyatakan bahwa kompleks rumah sakit digunakan untuk kepentingan militer.

“Rumah sakit di Gaza digunakan hanya untuk merawat pasien dan tidak digunakan untuk menyembunyikan siapapun,” ujar Dirjen Kemenkes Gaza Dr Medhat Abbas.

Situasi ini juga menarik perhatian Menteri Kesehatan Palestina, Dr. Mai Al Kaila. Dr. Mai menyatakan bahwa serangan tersebut memiliki potensi untuk mengancam keselamatan staf medis dan pasien di Rumah Sakit Al-Shifa.

“Tindakan tersebut merupakan kejahatan baru terhadap kemanusiaan, staf medis, dan pasien,” kata Dr Mai.

Hamas dalam sebuah pernyataan menyalahkan Israel dan Amerika Serikat atas serangan tersebut. Mereka mengklaim bahwa AS telah memberikan Israel izin untuk melakukan lebih banyak pembantaian sipil menggunakan narasi palsu. Hamas juga menuding PBB telah gagal membela Palestina.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain