Presiden Amerika Serikat, Joe Biden (kiri) mengenakan jas dan kemeja saat mengikuti rangkaian acara tambahan KTT G20 di Tahura Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Rabu (16/11).

Jakarta, Aktual.com – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden AS Joe Biden mencapai kesepakatan untuk meluncurkan program Critical Mineral Agreement (CMA) selama kunjungan Jokowi ke Amerika Serikat.

Menteri ESDM, Arifin Tasrif, menyatakan bahwa program ini membuka peluang bagi Indonesia sebagai pemasok nikel untuk kebutuhan baterai kendaraan listrik di AS.

“Ini kan tadinya ada apa anggota senatnya kan, against lah sama mineral Indonesia utamanya nikel. Kemarin presiden (Jokowi) sudah bicara dengan Pak Biden, pada prinsipnya setuju bikin Critical Mineral Program. Akan ada kelompok kerja agar ini semua bisa dirumuskan dan berjalan,” ungkap Arifin di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (17/11).

Arifin menjelaskan bahwa fokus program ini adalah nikel, dinilai sebagai mineral kritis yang harus dibahas.

“Ya nanti kita bisa masuk produk nikel kita bisa masuk ke sana, kan nanti harus ada FTA (Free Trade Agreement). Karena mineral ini kan sangat dibutuhkan untuk membantu energi transisi,” Ujar Arifin.

Nikel Indonesia sebelumnya dikecualikan dari Inflation Reduction Act (IRA) AS, namun, Arifin menyatakan bahwa kesepakatan ini membuka peluang untuk integrasi produk nikel Indonesia dalam rantai pasokan energi hijau.

Meski demikian, masih perlu kerja sama lebih lanjut, termasuk Free Trade Agreement.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan juga menyoroti pentingnya nikel Indonesia dalam pasokan global.

“Mereka kan butuh nikel banyak, dan tidak cukup nikel yang mereka punya dan mereka dapat untuk menaikkan 11 kali produksi mobil listriknya. Jadi dia butuh di kita. Kita juga bilang, kita tidak punya free trade agreement dengan mereka. Kita cari bentuk lain, kerjasama untuk itu,” tegas Luhut.

Artikel ini ditulis oleh:

Firgi Erliansyah
Jalil