Workshop pembuatan tempoyak yang diikuti para ibu di Kecamatan Tanjung Karang Barat, Kota Bandar Lampung, Minggu (19/11/2023) siang.

Bandar Lampung, Aktual.com – Alumni Muda Universitas Sriwijaya (Unsri) dan Universitas Lampung (Unila) yang tergabung dalam Crivisaya Ganjar, mengembangkan potensi buah durian sisa untuk diolah menjadi tempoyak.

Kepedulian para sukarelawan itu dibuktikan dengan menggelar workshop pembuatan tempoyak yang diikuti para ibu di Kecamatan Tanjung Karang Barat, Kota Bandar Lampung, Minggu (19/11/2023) siang.

“Tujuannya, memperkenalkan bahwa olahan dari buah durian ini salah satu yang bermanfaat dan bernilai (jual) ini tempoyak. Tidak hanya bisa langsung dimakan buahnya, tapi juga ada cara pengolahan lain,” kata Koordinator Wilayah Crivisaya Lampung, Harsya Billy.

Tempoyak merupakan salah satu jenis kuliner khas Provinsi Lampung yang terbuat dari hasil fermentasi buah durian dan digunakan sebagai bahan campuran lauk-pauk oleh masyarakat lokal.

Tak hanya mengurangi potensi sampah sisa buah durian yang tidak terpakai, Billy berharap para peserta kegiatan kali ini juga tertarik untuk memproduksi dan menjual tempoyak sebagai bisnis.

“Buah durian yang dari segi kelayakannya kurang bisa diolah jadi bernilai lebih (untuk dijual). Dari pada tidak terpakai (dibuang), lebih baik diolah jadi (makanan) yang lain,” ujarnya.

Sementara itu, pemateri workshop tersebut, Leni Agustriyanti menjelaskan berbagai fungsi tempoyak sebagai bahan campuran makanan dari mulai sambal hingga sayur untuk lauk-pauk nasi.

“Tempoyak ini banyak (fungsinya). Untuk ikan patin disayur tempoyak. Terus, untuk nyeruit pakai tempoyak mentah, pakai cabai-garam terus kita campur dengan tahu terus kita kasih ikan bakar,” katanya.

Menurut dia, tempoyak sudah menjadi makanan sehari-hari bagi masyarakat di Pulau Sumatera, khususnya wilayah Lampung lantaran buah durian yang menjadi bahan baku utamanya, sangat melimpah.

Masyarakat di sana biasanya menggunakan tempoyak dalam kegiatan nyeruit, yakni tradisi mencampurkan tempoyak dengan berbagai jenis makanan sebagai lauk-pauk nasi.

“Nyeruit itu sambal terasi dicampur dengan tempoyak untuk kita makan dengan campuran ikan, makan dengan rebusan, dengan lalapan, terus makan dengan ikan bakar,” ujar Leni.

Selain mendapatkan pengetahuan yang bermanfaat, para peserta juga bisa lebih mengenal sosok Calon Presiden Ganjar Pranowo dan Calon Wakil Presiden Mahfud MD dari para sukarelawan Crivisaya pada kegiatan itu.

Artikel ini ditulis oleh:

Sandi Setyawan