Jakarta, Aktual.com – Para menteri luar negeri negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), termasuk Indonesia, meminta dukungan Prancis untuk mengakhiri krisis kemanusiaan di Gaza akibat perang antara Israel dan kelompok Hamas Palestina.

“Para menlu (OKI) mengharapkan Prancis menggunakan pengaruhnya terhadap negara lain untuk tidak menerapkan standar ganda untuk kasus Palestina,” ujar Menlu Indonesia Retno Marsudi dalam keterangan pers secara daring pada Kamis (23/11) waktu Jakarta.

Retno menekankan pentingnya menghindari penerapan standar ganda, menjelaskan bahwa hukum internasional dan hukum humaniter internasional harus dihormati oleh semua negara, terutama dalam merespons situasi di Gaza yang telah menelan banyak korban sipil.

Para menlu OKI juga menyoroti perlunya gencatan senjata dan pemberian bantuan kemanusiaan tanpa hambatan di Gaza.

Dalam pertemuan dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Menlu Prancis Catherine Colonna, para menlu OKI membahas urgensi resolusi Dewan Keamanan PBB yang kuat dan menyeluruh, terutama terkait bantuan kemanusiaan.

Retno menyambut baik komitmen Prancis untuk tidak mengadopsi standar ganda.

Prancis menjadi destinasi terakhir kunjungan para menlu OKI setelah China, Rusia, dan Inggris, dalam upaya menggalang dukungan internasional untuk penyelesaian krisis di Gaza dan perdamaian Palestina.

Pendekatan ini merupakan bagian dari usaha pasca-KTT OKI-Liga Arab di Riyadh pada 11 November.

Menlu Retno menekankan bahwa upaya diplomasi akan terus dilakukan, meskipun terdapat perbedaan pandangan.

“Kita sangat berharap dengan diskusi yang terbuka ini, maka upaya untuk melakukan de-eskalasi akan dapat terus dilanjutkan,” katanya.

Para menlu sepakat mengenai pentingnya bantuan kemanusiaan yang lebih besar dan cepat di tengah kondisi kemanusiaan yang memprihatinkan di Gaza.

“Semua juga sepakat menentang forced displacement (upaya pemindahan secara paksa warga Palestina oleh militer Israel). Semua juga memiliki kesamaan pandangan bahwa solusi dua negara masih harus menjadi rujukan bagi penyelesaian masalah Palestina,” tambah Menlu Retno.

Artikel ini ditulis oleh:

Firgi Erliansyah
Jalil