Jakarta, Aktual.co —  Panitia Kerja (Panja) Komisi VI DPR RI menilai langkah Perum Bulog yang menyatakan bahwa suntikan modal yang diberikan pemerintah melalui Kementerian BUMN yang sebesar Rp3 triliun, nantinya akan difokuskan untuk mengurangi beban bunga bank yang mencapai Rp300 miliar per tahun, merupakan suatu langkah yang tidak kreatif.

“Harus kreatif. Dapat PMN kok untuk bayar pinjaman. Itu nggak kreatif. Malas,” kata anggota Komisi VI DPR RI Darmadi dalam rapat Panja di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (26/1).

Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog Lenny Sugihat yang menyatakan langsung bahwa penguatan modal tersebut akan difokuskan mengurangi beban bunga bank yang mencapai Rp300 miliar per tahun.

“PMN nantinya akan mengurangi beban pinjaman bunga bank Rp300 miliar pertahun sehingga mengurangi subsidi efisiensi bunga tadi,” ujarnya.

Menurutnya, saat ini Perum Bulog menargetkan penyerapan gabah petani 3,2 juta ton per tahun sehingga membutuhkan dana Rp6 triliun. Sementara suntikan modal hanya Rp3 triliun.

“Penyerapan gabah petani 417.473 ton per bulan 1,61 juta per tahun pertahun dari target per tahun 3,2 juta ton. Kalau 3,2 juta ton dibutuhkan Rp 6 triliun untuk pengadaan saja, diperoleh juga dari bunga pinjaman bank,” jelas dia.

Selain itu, suntikan modal pemerintah tersebut juga akan digunakan untuk penguatan kinerja Perum Bulog dengan stok ketahanan pangan nasional.

“Dengan modal Rp3 triliun percepatan penyerapan gabah saat panen raya, Maret ini sudah masuki panen raya biasanya Maret sampai Juni. Penguatan stok cadangan pangan pemerintah dalam bentuk beras. Karena Bulog bisa lebih flesibel dana pembelian beras dan gabah,” ungkapnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka