Jakarta, Aktual.com – Seniman Butet Kartaredjasa membantah pernyataan yang di sampaikan Polda Metro Jaya yang menyebut tak ada intimidasi dalam pentas teater berjudul “Musuh Bebuyutan” di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta Pusat, Jumat (1/12).

Butet menilai instruksi penandatanganan surat untuk tidak bicara politik dalam pergelaran kebudayaan itu adalah bukti intimidasi.

“Intimidasi itu berupa surat pernyataan yang harus saya tandatangani bahwa saya tidak boleh bicara soal politik. Itu intimidasinya,” kata Butet saat ditemui, Selasa (5/12).

Kata Butet, sejak reformasi 1998 tak ada pergelaran kebudayaan yang memerlukan penandatanganan surat agar tak memuat unsur politik.

“Sejak reformasi 1998 kami itu pentas monolog, teater gandring, program Indonesia Kita, tidak pakai tanda tangan yang ada berkomitmen tidak bicara politik, itu tidak ada,” ujar dia.

“Jadi intimidasinya di situ, bukan didatangi orang lalu ditekan-tekan, bukan begitu,” imbuhnya.

Lebih dalam, Butet menilai upaya polisi melarang adanya unsur politik dalam acara kebudayaan itu telah melukai demokrasi Indonesia.

Ia menilai tindakan tersebut sebagai upaya aparat negara mengatur kebebasan seniman dalam berkesenian.

“Itu kan berarti mau mengatur konten seni pertunjukan, itu intimidasi,” ujar dia.

Sebelumnya, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko membantah terdapat intimidasi dalam pergelaran acara tersebut.

Trunoyudo menyebut pihaknya bertindak sesuai dengan aturan yang berlaku.

“Ada aturannya. Kemudian pasca-terbit surat izin, tentunya ada kewajiban Polri untuk melakukan pengamanan,” kata Trunoyudo dalam konferensi pers di Mapolsektro Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (5/12) petang.

Artikel ini ditulis oleh:

Ilyus Alfarizi
Jalil