Jakarta, Aktual.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan realisasi belanja non kementerian/lembaga baru mencapai Rp894,3 triliun per 12 Desember 2023.
Angka tersebut baru mencapai 71,8 persen dari target APBN awal yang mencapai Rp1.245,6 triliun. Selain itu, realisasinya juga anjlok 11,7 persen dibanding periode yang sama.
Sri Mulyani menyebut penurunan belanja non kementerian/lembaga itu tak lepas dari harga BBM yang turun. Oleh karena itu, belanja untuk BBM subsidi pun turun.
Ia bahkan mengatakan penurunan belanja ini yang paling tajam.
“kira-kira belanja non kementerian/lembaga terbesar yang turun tajam. Subsidi BBM yang alami penurunan sebab harga BBM (dunia) turun atau lebih rendah dari asumsi,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTA, Jumat (15/12).
Mengutip Reuters, minyak mentah berjangka Brent naik 3,2 persen menjadi US$76,61 per barel pada hari ini. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS juga melesat 3 persen menjadi US$71,58 per barel.
Harga minyak dunia itu lebih rendah dari asumsi makro APBN 2023, yakni US$90 per barel.
Adapun belanja pemerintah pusat secara keseluruhan mencapai Rp1.840,4 triliun per 12 Desember 2023. Angka ini baru mencapai 81,9 persen dari target APBN awal.
Sementara, jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, realisasi belanja pemerintah pusat turun 5,9 persen.
Sedangkan, khusus belanja kementerian/lembaga realisasinya mencapai RP946,1 triliun atau 94,5 persen dari target APBN awal. Jika dibanding tahun lalu, realisasi tersebut tumbuh 0,4 persen.
Sri Mulyani juga mengatakan untuk transfer ke daerah baru terealisasi sebesar Rp747,8 triliun atau 91,8 persen dari target.
Meski demikian, realisasi tersebut tumbuh 0,6 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
APBN defisit Rp35 triliun atau 0,17 persen dari produk domestik bruto (PDB) per 12 Desember 2023.
Sri Mulyani mengatakan defisit APBN per 12 Desember 2023 ini disebabkan pendapatan negara yang mencapai Rp2.553,2 triliun. Jumlah ini mencapai 103,66 persen dari target APBN.
Sementara, belanja negara telah mencapai Rp2.588,2 triliun. Menurutnya, realisasi belanja semakin optimal dalam menyerap pagu yang ditetapkan.
Artikel ini ditulis oleh:
Ilyus Alfarizi
Jalil