Jakarta, aktual.com – Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengekspresikan ketidakpuasannya terhadap negara-negara NATO karena Finlandia, tetangga Rusia, telah bergabung dengan aliansi tersebut.

Meskipun Finlandia secara resmi telah menjadi anggota sejak awal tahun 2023, Putin baru memberikan tanggapan resmi pada hari Minggu waktu setempat.

Putin memberikan peringatan bahwa “masalah” telah muncul dengan Helsinki, dan sebagai respons, Moskow berencana untuk membentuk distrik militer baru di wilayah barat laut Rusia.

“Mereka (Barat) menyeret Finlandia ke dalam NATO,” jelas Putin, dikutip AFP, Senin (18/12).

“Apakah kita punya perselisihan dengan mereka? Semua perselisihan, termasuk perselisihan teritorial pada pertengahan abad ke-20, sudah lama terselesaikan,” tambah Putin.

“Sekarang akan ada masalah, karena kami akan membentuk distrik militer Leningrad dan memusatkan sejumlah unit militer di sana,” warning-nya.

Komentar tersebut muncul ketika Finlandia kembali menutup perbatasannya dengan Rusia minggu ini, sambil menyatakan bahwa Kremlin terlibat dalam krisis migran di perbatasannya. Moskow telah memberikan peringatan mengenai kemungkinan tindakan balasan terkait keputusan Finlandia untuk bergabung dengan NATO.

Meskipun demikian, dalam konteks yang sama, Putin juga menyatakan bahwa pada dasarnya Rusia tidak memiliki alasan untuk terlibat dalam konflik dengan negara-negara NATO. Pernyataan ini muncul setelah Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, menyatakan bulan ini bahwa Moskow “tidak akan berhenti” di Ukraina jika berhasil di sana.

“Itu adalah retorika untuk membenarkan kebijakan yang salah terhadap Rusia,” kata Putin.

“Rusia tidak tertarik, baik secara geopolitik, ekonomi atau militer, untuk berperang dengan negara-negara NATO,” ujarnya.

Konflik Rusia di Ukraina kembali memicu “kekhawatiran” terkait potensi agresi Rusia di wilayah timur NATO. Finlandia, yang berbagi perbatasan sepanjang 1.340 kilometer (830 mil) dengan Rusia, bergabung dengan NATO pada bulan April tahun ini seiring dengan serangan Moskow terhadap Kyiv.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain