Jakarta, aktual.com – Penelitian terbaru yang dipimpin oleh Curtin University menemukan bahwa individu yang menderita kanker paru-paru yang tidak dapat disembuhkan memiliki peluang bertahan hidup lebih lama jika mereka terlibat dalam aktivitas fisik selama kurang dari lima menit per hari.
Dilansir dari laman Hindustan Times pada hari Selasa (19/12), tim peneliti dari Curtin School of Allied Health, Curtin enAble Institute, dan lembaga penelitian lainnya melakukan pemantauan terhadap aktivitas harian 89 pasien yang mengidap kanker paru-paru yang tidak dapat disembuhkan.
Hasil penelitian tersebut kemudian membandingkan tingkat kematian setelah periode 12 bulan antara mereka yang terlibat dalam aktivitas fisik moderat hingga berat seperti berjalan kaki dengan mereka yang cenderung tidak aktif.
Individu yang melibatkan diri dalam aktivitas fisik sedang hingga berat selama lebih dari 4,6 menit per hari memiliki risiko kematian yang 60 persen lebih rendah setelah periode 12 bulan dibandingkan dengan kelompok yang kurang aktif.
Profesor Vin Cavalheri, pemimpin studi dan mantan rekan pascadoktoral Dewan Kanker WA, menekankan pentingnya temuan ini dalam perawatan pasien kanker paru-paru yang tidak dapat dioperasi, khususnya pada tahap awal penyakit.
“Kami sebelumnya menunjukkan bahwa orang-orang dengan kanker paru-paru yang tidak dapat dioperasi adalah orang yang tidak banyak bergerak dan menghabiskan waktu minimal dalam aktivitas fisik sedang hingga berat sebelum memulai pengobatan,” kata Cavalheri.
Dengan temuan baru ini, Profesor Cavalheri menegaskan bahwa para penyedia layanan kesehatan seharusnya memeriksa tingkat aktivitas fisik seseorang sebagai bagian dari pendekatan pengelolaan dini untuk kanker paru-paru yang tidak dapat dioperasi.
“Kita juga perlu mengevaluasi apa yang dapat dilakukan untuk mendorong penderita kanker paru-paru yang tidak dapat dioperasi untuk berolahraga lebih banyak, karena 24 persen peserta penelitian melakukan aktivitas fisik sedang hingga berat kurang dari satu menit per hari,” katanya.
Keterkaitan antara tingkat aktivitas fisik yang lebih tinggi dan penurunan angka kematian mengonfirmasi hasil temuan sebelumnya dari penelitian pada populasi umum dewasa serta individu yang telah didiagnosis dengan kanker kolorektal, kanker payudara, kanker prostat, dan penyakit paru obstruktif kronik.
“Jika hubungan ini terbukti, maka diperlukan uji coba terkontrol secara acak pada orang dengan kanker paru-paru yang tidak dapat dioperasi, dengan intervensi yang dirancang untuk meningkatkan tingkat aktivitas fisik,” tutup Cavalheri
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain