Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menjawab pertanyaan wartawan usai menjalani pemeriksaan di Gedung KPK C1, Jakarta, Rabu (26/7/2023).

Jakarta, Aktual.com – Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi melakukan peninjauan terhadap kesiapan Tol Trans Jawa menjelang Natal dan Tahun Baru 2023-2024. Pada kesempatan tersebut, ia memberikan peringatan terkait potensi kepadatan di sejumlah titik baru.

Fokus utama perhatiannya adalah rute ke Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) dari arah Jakarta. Budi menyampaikan bahwa terdapat potensi kemacetan di sana karena adanya penyempitan lajur atau bottleneck. Dalam hal ini, jalan Tol Jakarta-Cikampek (Japek) memiliki 4 lajur, sedangkan Tol Cisumdawu hanya memiliki 2 lajur.

“Ada beberapa titik, khususnya di jalan tol ini. Satu itu di turunan KM 47 tapi tahun lalu kita sudah bisa selesaikan. Yang paling krusial itu di Cisumdawu. Baru dioperasikan. Ada perhitungan tertentu dan kita semua mengusulkan harus dilakukan secara konservatif. Nanti Kakorlantas yang akan tetapkan itu,” ungkap Budi Karya, dalam Konferensi Pers di Pos Pantau Jasa Marga, Cikampek, Jawa Barat, Rabu (20/12).

Tambahan dari itu, Budi juga mencermati kemungkinan terjadinya kepadatan lalu lintas di Gerbang Tol Cikupa, pada Jalan Tol Tangerang-Merak.

“Ada potensi sumbatan di Gerbang Cikupa. Tentu kita tidak ingin ada sumbatan-sumbatan baik di Cikupa maupun di Banten. Oleh karena itu Kakorlantas akan memberikan direction kepada semua pihak,” katanya.

Budi Karya menyatakan bahwa sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo, Kementerian Perhubungan akan memastikan bahwa perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) berjalan dengan aman dan lancar. Oleh karena itu, mereka terus berkoordinasi dengan pihak terkait dan memastikan identifikasi terus dilakukan.

Sementara itu, Brigjen Aan Suhanan, Kepala Korps Lalu Lintas Polri, menyatakan bahwa mereka telah menyiapkan pengaturan lalu lintas untuk mengantisipasi kemungkinan kemacetan di beberapa lokasi di tol.

“Kita prediksi ada peningkatan volume arus lalu lintas, terutama yang melalui tol. Karena kita tahu hasil survei, tol masih menjadi favorit sehingga kemungkinan pada tanggal-tanggal tersebut volume arus lalin yang melalui tol akan terjadi peningkatan,” ujarnya, dalam kesempatan yang sama.

Korlantas juga telah melakukan simulasi perhitungan di beberapa lokasi krusial. Simulasi pertama dilakukan di KM 47, di persimpangan Tol Layang MBZ dan jalur di bawahnya.

“Kita sudah menyiapkan rekayasa lalu lintas di sana, kemudian di KM 87 ini akan ada bottleneck di sana dari 3 lajur menjadi dua lajur,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Yunita Wisikaningsih