Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara menghadiri Sidang Kabinet Paripurna yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo untuk membahas kondisi perekonomian terkini dan persiapan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 di Istana Negara, Jakarta, Senin (11/12/2023). (ANTARA/HO-Kementerian Keuangan)

Jakarta, aktual.com – Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara, menyatakan bahwa pertumbuhan positif dalam penerimaan pajak mencerminkan pergerakan ekonomi Indonesia yang baik.

Hingga tanggal 12 Desember 2023, penerimaan pajak tumbuh positif sebesar 7,3 persen (year-on-year/yoy) dengan realisasi mencapai Rp1.739,8 triliun atau setara dengan 101,3 persen dari target APBN 2023. Jika dibandingkan dengan target yang tercantum dalam Perpres 75/2023 sebesar Rp1.818,2 triliun, realisasinya telah mencapai 95,7 persen dari target tersebut.

“Ini artinya gerak ekonomi kita terus terjaga. Penerimaan pajaknya sesuai dengan gerak ekonominya,” ujar Suahasil, seperti dikutip dari keterangan resmi di Jakarta, Kamis (21/12).

Wamenkeu menjelaskan bahwa kondisi ekonomi dapat terlihat dari pertumbuhan berbagai jenis pajak, sebagai contoh, Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 menunjukkan pertumbuhan sebesar 17 persen pada tahun ini, setelah tumbuh sebanyak 20 persen pada tahun sebelumnya.

Selanjutnya, PPh Badan mengalami pertumbuhan sebesar 16,6 persen, sementara Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Dalam Negeri tumbuh sebesar 18 persen.

Suahasil mengakui bahwa terdapat beberapa jenis pajak, seperti PPh 22 dan PPN impor, yang mengalami kontraksi. Namun, pertumbuhan positif pada jenis pajak lainnya dapat mengkompensasi, sehingga secara keseluruhan penerimaan pajak tetap tumbuh positif.

“Pajak itu instrumen atau alat supaya negara punya penerimaan yang dikumpulkan dari masyarakat yang menjalankan kegiatan ekonomi, kemudian penerimaan negara itu dipakai lagi untuk membiayai pelayanan negara, membiayai infrastruktur, supaya dunia usaha terus bergerak,” tambah dia.

Selain dari performa penerimaan pajak, tanda-tanda baik dalam pertumbuhan ekonomi nasional yang berada dalam kisaran 5 persen dan tingkat inflasi yang tetap di bawah 3 persen juga menunjukkan positifnya pergerakan ekonomi Indonesia.

Menurutnya, kinerja ekonomi nasional memberikan fondasi yang cukup kuat bagi Indonesia untuk merencanakan masa depan tahun 2024.

“Walaupun masih ada berbagai macam uncertainty di tingkat global. Kita harus jaga sehingga Indonesia tetap menjadi tempat yang atraktif untuk menyelenggarakan kegiatan dunia usaha dan kapital global itu kemudian bisa masuk,” tutur dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain