Medan, Aktual.com — Warga perumahan Griya Sapta Marga, Desa Sei Mencirim, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, Sumut keluhkan operasi pencarian minyak yang sedang dilakukan oleh Pertamina EP Pangkalan Susu.
Ali, komandan komplek Perumahan Sapta Marga kepada Aktual.com, Sabtu (14/6) malam mengatakan mengeluhnya warga dipicu dekatnya pencarian minyak dilakukan. Hanya berjarak beberapa ratus meter saja.
“Ya, dekat perumahan inilah. Paling berapa ratus meter. Dua puluh lobang ada itu,” tutur Ali.
Semakin meresahkan, lanjut Ali, operasi pencarian minyak itu menggunakan alat sejenis bom dengan daya ledak yang menyebabkan warga ketakutan.
“Kayak diguncang gempa lah, goyang semua. Kita takut lah rumah rubuh, gak cuma itu, gimana anak-anak bayi? Orang tua? Bisa kenak jantung, kalau ada apa-apa gimana?,” imbuhnya.
Pencarian minyak itu, tambah Agus, sangat ditentang oleh masyarakat. Apalagi, belum ada sosialisasi sebelumnya dari pihak pertamina terkait operasi itu.
“Mau lisan atau tulisan, ndak ada sama warga. Mereka nyelonong aja masuk, ya mbok kulonuwun, itu pun harus persetujuan warga,” tukasnya.
Menurut Ali, informasi yang diterima warga, perusahaan Pertamina sudah menyetorkan sejumlah uang kepada pihak kepala Desa. Sayangnya, uang itu tidak jelas peruntukannya.
“Kalau yang kita dengar, bahkan dari humas nya tadi, udah dikasih Rp50 juta sama Kepala Desa, untuk apa? Kenapa warga tidak tahu? Ini pembohongan publik namanya,” tandas Ali.
Sementara itu, Humas PT. Pertamina EP Pangkalan Susu Rusmidah dikonfirmasi melalui seluler membenarkan adanya operasi pencarian minyak itu.
“Bukan eksplorasi, pencarian data sumber minyak seismik,” kata Rusmidah.
Rusmidah mengklaim pihaknya telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar sebelum melakukan pengerjaan.
“Memang kita awali dengan sosialisasi dan seijin masyarakat yang terlintasi,” klaimnya.
Disinggung pernyataan warga bahwa belum ada sosialisasi, Rusmidah berkelit agar keluhan itu disampaikan kepada Kepala Desa setempat.
“Kalau itu saran saja, melapor ke kepala desanya saja,” ucap Rusmidah.
Disebut apakah pihaknya tidak bertanggung jawab terkait keluhan itu, Rusmidah membantahnya. Rusmidah kembali melempar persoalan itu kepada kepala Desa.
“Bukan begitu juga (tidak bertanggungjawab-red), biar keluhan masyarakat bisa disampaikan ke kita. Itu seyogyanya, sosialisasi mulai dari pemda, kecamatan terakhir di desa, melibatkan masyarakat yang terlintasi. Makanya saya sarankan ke kepala desa aja,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh: