Foto: REUTERS/CLODAGH KILCOYNE

Jakarta, aktual.com – Umat Kristen Palestina merayakan Natal dengan suasana yang hikmah di Betlehem pada Sabtu (22/12). Dengan nyanyian pujian dan cahaya lilin yang menerangi, mereka berdoa untuk kedamaian di Gaza.

Perayaan Misa Malam Natal yang penuh refleksi di Betlehem ini berbeda dari perayaan tahun-tahun sebelumnya. Di tempat yang diyakini sebagai tempat kelahiran Yesus Kristus, Natal biasanya dirayakan dengan meriah. Peziarah biasanya membanjiri lokasi terkenal Gereja Kelahiran Yesus dari era Bizantium di Betlehem. Pertunjukan cahaya dan hiasan pohon Natal seringkali menjadi bagian dari Manger Square.

Namun, mempertimbangkan serangan Israel di Gaza yang telah menyebabkan lebih dari 20.000 kematian, sebagian besar penduduk Palestina di Betlehem di Tepi Barat juga merayakan Natal dengan kesedihan dan dukacita.

Pada tahun ini, mereka tidak memasang pohon Natal besar yang biasanya menjadi fokus perayaan Natal. Pembantaian di Gaza terjadi hanya 50 kilometer dari lokasi perayaan Natal tersebut. Gereja di Betlehem juga melakukan perubahan dalam dekorasi Natal dengan meletakkan patung-patung tradisional yang melambangkan keluarga suci, di tengah puing dan kawat berduri, sebagai tanda dukungan dan solidaritas terhadap masyarakat Gaza.

“Betlehem adalah sebuah pesan. Ini bukan sebuah kota, ini adalah pesan perdamaian bagi seluruh dunia. Dari tempat suci ini kami menyampaikan pesan perdamaian… hentikan perang, hentikan pertumpahan darah, pembunuhan dan balas dendam,” kata Pastor Ibrahim Faltas, seorang biarawan yang hadir pada acara vigili Natal tersebut, dikutip dari Reuters, Minggu (24/12).

Umat Kristen menjadi kelompok minoritas di antara penduduk Israel dan Palestina, diperkirakan hanya menyusun sekitar 2% dari total populasi. Serangkaian serangan oleh Israel ke Palestina, khususnya di Jalur Gaza, yang berlangsung selama beberapa bulan terakhir, telah menyebabkan banyak korban sipil dan menghambat pergerakan wisatawan ke wilayah Tepi Barat, termasuk Betlehem yang merupakan lokasi untuk merayakan Natal.

Ketika para pemimpin gereja berkumpul di Betlehem pada awal Desember untuk memulai masa Adven, hanya sedikit orang yang terlihat di jalan-jalan dan area publik yang biasanya ramai ketika menyaksikan pertunjukan perayaan yang sederhana.

“Natal kali ini datang ke Betlehem dalam bentuk yang berbeda. Saat ini Betlehem, seperti kota-kota Palestina lainnya, sedang berduka. Kami merasa sedih,” kata Wali Kota Hanna Hanania sambil menyalakan lilin di Manger Square.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain