PM Israel netanyahu.

Tel Aviv, Aktual.com – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berambisi untuk memindahkan penduduk Palestina, termasuk mereka yang tinggal di Gaza, ke negara ketiga yang bersedia menerima mereka. Langkah ini dianggap sebagai bagian dari upaya pembersihan etnis yang dilakukan Netanyahu terhadap warga Palestina di wilayah yang diduduki Israel sejak 1948.

Netanyahu berupaya mencari negara-negara yang bersedia “menyerap” warga Palestina yang telah mengalami pembersihan etnis tersebut. Media lokal melaporkan bahwa gagasan ini dibahas dalam pertemuan Partai Likud yang dihadiri oleh Benjamin Netanyahu.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kepada para pendukungnya bahwa ia berupaya menemukan negara-negara ketiga yang siap untuk “menyerap” warga Palestina dari Gaza. Surat kabar Israel Israel Hayom mengatakan, Netanyahu melontarkan pernyataan tersebut pada pertemuan partai Likud pada hari Senin, di mana ia berusaha mengklarifikasi rencana Israel setelah perang berakhir.

“Masalah kami adalah negara-negara yang siap menyerapnya dan kami sedang berupaya mengatasinya,” ujar Netanyahu.

“Dunia telah mendiskusikan kemungkinan imigrasi sukarela,” katanya. “Perlunya membentuk tim untuk memastikan bahwa mereka yang ingin meninggalkan Gaza menuju negara ketiga dapat melakukannya,” tambahnya.

Netanyahu menegaskan pentingnya menyelesaikan isu ini secara strategis, terutama mengingat dampaknya pasca-perang. Pernyataannya sejalan dengan seruan tokoh senior Likud lainnya, seperti mantan Menteri Partai Likud Danny Danon, yang secara terbuka mendesak negara-negara Barat untuk menerima pengungsi dari Gaza.

Warga Palestina telah lama menyatakan bahwa kampanye Israel di Gaza bertujuan untuk mengusir mereka secara permanen dari wilayah tersebut. Strategi militer Israel nampaknya ditujukan untuk membuat Gaza tidak dapat dihuni dengan merusak infrastruktur pendukung kehidupan, dengan harapan bahwa warga Palestina akan meninggalkan wilayah tersebut secara sukarela.

Meskipun Amerika Serikat, Uni Eropa, dan beberapa negara Timur Tengah menolak keras pembersihan etnis paksa di Gaza, Israel telah melanggar batas-batas yang telah ditetapkan oleh negara-negara tersebut tanpa konsekuensi yang signifikan. Kemungkinan negara tujuan eksodus mencakup Mesir, Yordania, dan negara-negara Barat.

Mesir dan Yordania secara tegas menolak menerima warga Palestina di perbatasan mereka, mengingatkan pada peristiwa Nakba tahun 1948 ketika milisi Zionis melakukan pembersihan etnis terhadap lebih dari 700.000 warga Palestina untuk memberi jalan bagi pembentukan negara Israel.

Artikel ini ditulis oleh:

Sandi Setyawan