Jakarta, Aktual.com – Viral di media sosial soal seruan aksi kerusuhan di Papua yang dikirim melalui pesan WhatsApp (WA). Seruan tersebut berisi ajakan seluruh msyarakat Papua untuk bersatu melakukan aksi perlawanan dan kekerasan seperti membakar ruko, pom bensin hingga kantor-kantor.

“Satu Minggu kita akan berperan melawan Kolonial dan semua Masyarakat Nusantara, Tikus2 basa yang berserakan di Jayapura. Bakar semua Ruko, Pom bensin dan kantor2 serta bantai semua Tikus2 pencari sampah di Jayapura,” isi pesan tersebut.

Pesan tersebut diketahui ditulis pada Jumat, (29/12) dari oknum yang berada di Holandia. Seruan aksi diduga berasal dari seseorang yang tergabung dalam kelompok Tim Siluman Kemerdekaan Papua (Tispekepa).

“SADAR atau TIDAK, hari ini saja, pendatang lebih banyak dari kita OAP. Mereka berlagak, seakan-akan ini tanah mereka. Bilah kita tidak bertindak sekarang, maka dalam satu tahun kedepannya, kita akan mati dan dimatikan oleh penguasaan di berbagai sektor,” tulis pesan tersebut.

Sebelumnya mantan Gubernur Papua Lukas Enembe meninggal pada Selasa, (26/12) lalu di RSPAD Gatot Subroto Jakarta, yang kemudian dimakamnkan pada Jumat (29/12) di halaman kediaman pribadi di Koya Tengah, Kota Jayapura.

Saat pemakaman jenazah Lukas Enembe yang diantar oleh masyarakat Papua sempat terjadi kerusuhan hingga mengakibatkan beberapa orang terluka termasuk Pejabat (Pj) Gubernur Papua, Ridwan Rumasukun.

Panglima Kodam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Izak Pangemanan dengan tegas menyatakan bahwa Tanah Papua adalah bagian integral dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang tidak dapat dipisahkan.

“Mari kita bersama-sama menjaga keamanan di Tanah Papua agar pembangunan dapat dilaksanakan dan dirasakan seluruh masyarakat,” kata Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Izak Pangemanan di Jayapura, Sabtu, (30/12).

Menurutnya Tanah Papua yang melibatkan enam provinsi di dalamnya merupakan bagian tak terpisahkan dari NKRI. Oleh karena itu, apa yang disuarakan oleh kelompok tertentu selama ini tidak dapat diakui atau dipertanggungjawabkan.

Artikel ini ditulis oleh:

Yunita Wisikaningsih