Sumedang, Aktual.com – Sebanyak 500 petugas kepolisian, TNI, Kantor Pencarian dan Pertolongan, serta instansi pemerintah terkait lainnya telah dikerahkan untuk membantu penanganan konsekuensi gempa bumi di wilayah Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat.
“Kira-kira ada 500 personel yang terdiri dari TNI, Polri, dan dinas terkait yang telah dikerahkan,” ujar Kepala Seksi Humas Kepolisian Resor Sumedang AKP Awang Munggardijaya dalam wawancara telepon seluler pada Senin.
Awang menjelaskan bahwa aparat kepolisian sektor langsung diterjunkan untuk mengevaluasi kondisi di wilayah masing-masing setelah gempa bumi melanda Kabupaten Sumedang pada malam Minggu (31/12).
Beberapa kepolisian sektor melaporkan kerusakan rumah penduduk akibat gempa bumi. Berdasarkan laporan, sekitar 100 unit rumah mengalami kerusakan.
“Yang masuk ke kami baru ada tujuh kecamatan yang dilaporkan terdampak. Korban jiwa tidak ada, hanya kerusakan rumah yang jumlahnya masih terus didata di lapangan,” kata Awang.
Dia menyatakan bahwa kepolisian telah menurunkan personel untuk memberikan bantuan kepada warga yang terdampak gempa.
Bersama personel TNI dan instansi terkait lainnya, aparat kepolisian membantu mendirikan tenda untuk menampung pasien yang dievakuasi dari rumah sakit selama gempa.
“Ada pemasangan tenda bantuan dari BPBD, Yonif, Brimob, PMI, yang dibangun di sepanjang rumah sakit, cukup untuk menampung pasien yang dievakuasi dari rumah sakit,” katanya.
Selain itu, Kepolisian Resor Sumedang juga membantu penanganan pasien yang sementara waktu ditempatkan di luar gedung rumah sakit hingga kondisi rumah sakit dianggap aman dan pasien dapat dipindahkan kembali ke dalam ruang perawatan.
“Pengamanan ini komprehensif, sehingga semua perhatian terfokus pada proses evakuasi, baik di rumah sakit maupun sekitar Kota Sumedang,” ungkap Awang.
Dia menegaskan bahwa anggota Bhayangkari Polres Sumedang ikut serta dalam pendistribusian makanan kepada pasien dan keluarga mereka.
“Semalam itu Bhayangkari langsung terjun ke lapangan membantu para pengungsi, terutama yang ada di rumah sakit umum daerah,” katanya.
Gempa bumi dengan magnitudo 4,8 terjadi pada Minggu (31/12) pukul 20.34 WIB, dengan pusat gempa berada di darat pada kedalaman 5 km sekitar 2 km arah timur laut Kabupaten Sumedang.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat bahwa gempa bumi tersebut dirasakan di beberapa daerah, termasuk Sumedang, Lembang, Subang, Bandung, dan Garut.
Pemerintah Kabupaten Sumedang melaporkan bahwa gempa bumi menyebabkan kerusakan cukup parah di Tegalsari, Cipamengpeuk, dan Babakan Bukit.
Menurut laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat, gempa bumi berdampak pada 14 desa di Kabupaten Sumedang, dengan 84 rumah mengalami kerusakan ringan.
Artikel ini ditulis oleh:
Sandi Setyawan