Jakarta, Aktual.com – Singapura dan Sri Lanka akan menyertai koalisi internasional pimpinan Amerika Serikat dalam upaya menjaga keamanan di Laut Merah, menghadapi serangan kelompok Houthi Yaman terhadap kapal-kapal komersial di wilayah tersebut.
“Ini adalah bagian dari upaya untuk menjamin kebebasan navigasi di jalur penghubung laut global yang penting ini,” kata Kementerian Pertahanan Singapura dalam pernyataannya.
Singapura akan berpartisipasi dalam Operasi Penjaga Kemakmuran dengan menyumbangkan personel untuk berbagi informasi dan melakukan perencanaan, tanpa mengerahkan kapal.
Sri Lanka juga akan ikut serta, meskipun keputusan ini menuai kritik di tengah krisis ekonomi.
Kapten Angkatan Laut Sri Lanka, Wickramasuriya, menyatakan pasukan maritim mereka akan melindungi perairan internasional termasuk Laut Merah.
“Kapal perang Angkatan Laut Sri Lanka akan dikerahkan sesuai perintah presiden, tetapi tanggal pasti keberangkatannya belum dapat dipastikan,” katanya.
Pengumuman ini memicu perdebatan di parlemen Sri Lanka, dengan pihak oposisi mempertanyakan keuntungan negara tersebut.
Anggota parlemen, Sajith Premadasa, menyoroti biaya pengerahan kapal angkatan laut dan dampak pada utang negara.
Menteri Pertahanan Sri Lanka, Premitha Bandara Tennakoon, menegaskan langkah ini “tidak ada hubungannya dengan AS atau Israel” dan berkaitan dengan menjaga keamanan maritim.
“Jika kapal-kapal dagang Sri Lanka tidak melewati Laut Merah dan menggunakan pantai Afrika Selatan, hal ini akan menyebabkan kenaikan harga barang-barang secara signifikan,” ucapnya.
India dan Pakistan mengerahkan persenjataan angkatan laut mereka di Laut Arab, sedangkan Australia menolak mengirim kapal perang ke Laut Merah, hanya meningkatkan jumlah pasukannya.
Artikel ini ditulis oleh:
Firgi Erliansyah