Athena, aktual.com – Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg menegaskan pada Selasa (16/1), bahwa aliansi tersebut harus mengatasi perkembangan di Asia.
“NATO adalah aliansi transatlantik, Eropa dan Amerika Utara. Dan kami akan tetap menjadi aliansi regional. Namun, kawasan transatlantik menghadapi ancaman global. Keamanan tidak lagi bersifat regional; keamanan bersifat global,” katanya dalam panel diskusi di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss.
Menurut dia, aliansi tersebut tidak menganggap China sebagai musuh, tetapi investasi besar China pada kemampuan dan perilaku militer modern, khususnya di Laut China Selatan, merupakan salah satu hal yang mengkhawatirkan NATO.
“Dan kami juga harus memahami bahwa ini bukan berarti NATO bergerak ke Asia, tetapi adalah fakta bahwa China semakin dekat ke kita,” kata Stoltenberg.
“NATO harus menanggapi apa yang terjadi di Asia, bukan karena jalur keamanan, tetapi karena apa yang terjadi di sana bukan hanya untuk kita, dan sebaliknya,” lanjutnya.
Mengenai situasi di Ukraina, di mana Rusia mulai melancarkan “operasi militer khusus” hampir dua tahun lalu, dia mengatakan bahwa masih ada ruang untuk optimisme karena sekutu mengambil langkah nyata untuk terus membangun kemampuan militer Kiev.
“Pada tahap tertentu, Rusia akan memahami bahwa mereka membayar harga yang terlalu tinggi serta mau berunding dan menyetujui perdamaian yang adil, tetapi kita harus mendukung Ukraina,” katanya.
Dia berargumen bahwa kemenangan Ukraina, yang bisa diraih dengan dukungan Barat, adalah satu-satunya cara agar Rusia bisa duduk di meja perundingan.
“Tidak ada indikasi bahwa Putin berencana melakukan perdamaian saat ini, namun dia akan melakukannya ketika dia menyadari bahwa dia telah melakukannya dan kami tidak akan menyerah bahwa kami memiliki kekuatan militer untuk mendukung Ukraina,” kata sekjen aliansi militer tersebut.
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain