Ilustrasi - Jaringan gas kota. ANTARA/HO-Humas Kementerian ESDM.

Jakarta, aktual.com – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif mendorong percepatan penyelesaian infrastruktur gas bumi sebagai langkah untuk memenuhi peningkatan kebutuhan gas di dalam negeri.

“Kita harus membangun infrastruktur untuk bisa mengakomodasi tambahan pasokan gas dari hasil produksi baru dan menjamin kebutuhan gas domestik, termasuk jaringan gas kota (jargas),” kata Arifin Tasrif dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (17/1).

Menteri ESDM juga menginstruksikan agar pembangunan infrastruktur gas bumi ruas Cirebon-Semarang tahap II dapat selesai pada tahun 2025. Demikian pula, proyek pipa transmisi ruas Dumai-Sei Mangkei perlu segera dimulai sebagai langkah antisipasi terhadap peningkatan produksi dari Blok Andaman, yang memiliki cadangan besar.

“Proyek transmisi gas Cirebon-Semarang harus rampung pada awal 2025. Selanjutnya, kita perlu memulai pembangunan pipa transmisi antara Dumai dan Sei Mangkei untuk mengantisipasi tambahan produksi dari Blok Andaman,” ungkap Arifin.

Ia menekankan bahwa pembangunan infrastruktur gas ini membutuhkan beberapa tahun, sehingga perlu disesuaikan agar dapat menampung tambahan pasokan gas dari Blok Andaman, guna menjaga ketahanan energi dalam negeri.

“Dengan cara ini, kita dapat menjamin pasokan gas untuk kebutuhan domestik dan mencapai ketahanan energi dalam negeri,” tambahnya.

Arifin menambahkan bahwa pembangunan infrastruktur gas bumi juga bertujuan untuk memasok kebutuhan masyarakat melalui program jargas.

“Kami berupaya membangun pipa transmisi untuk menghubungkan pulau-pulau agar kota-kota besar, minimal yang terhubung, dan kota-kota kecil dapat terintegrasi melalui pipa. Pipa-pipa tersebut kemudian akan dihubungkan untuk membentuk jaringan gas yang mencakup seluruh wilayah yang telah dilalui oleh jargas,” ungkapnya.

Arifin menjelaskan bahwa jaringan gas sangat penting, karena banyak negara juga mengandalkan gas alam sebagai sumber energi untuk rumah tangga, hotel, dan tempat wisata.

“Kami perlu mengoptimalkan ini. Mengapa? Karena selain untuk menghemat devisa dari impor elpiji sebesar 5-6 juta ton per tahun, kita juga berupaya memberikan kemudahan bagi masyarakat dengan memungkinkan mereka mendapatkan energi langsung dari rumah tanpa harus mengangkut elpiji tabung 3 kg. Cukup buka keran, gas langsung tersedia. Inilah yang menjadi fokus upaya kami,” tegas Menteri ESDM.

Artikel ini ditulis oleh:

Sandi Setyawan