Foto: Perdana Menteri Pakistan Anwaar-ul-Haq Kakar (AP/Rafiq Maqbool/File Foto)

Jakarta, aktual.com – Pakistan menarik utusan besarannya dari Iran dan mencegah perwakilan Teheran untuk kembali ke Islamabad pada hari Rabu waktu setempat.

Langkah ini diambil setelah serangan udara yang dilancarkan oleh Iran ke wilayah barat Pakistan pada Selasa malam, yang menyebabkan kematian dua anak.

“Pelanggaran kedaulatan Pakistan oleh Iran yang tidak beralasan dan terang-terangan,” kata juru bicara Pakistan Mumtaz Zahra Baloch dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip AFP, Kamis (18/1).

“(Ini) adalah pelanggaran terhadap hukum internasional dan tujuan serta prinsip Piagam PBB,” tambahnya.

Diplomat utama dari Teheran menegaskan bahwa angkatan bersenjata Iran telah mengincar “kelompok teroris Iran” Jaish al-Adl di Pakistan. Iran menggambarkannya sebagai “tindakan tegas sebagai respons terhadap agresi terhadap keamanan negara”.

Jaish al-Adl, yang dibentuk pada tahun 2012, telah disorot oleh Iran sebagai kelompok teroris dan terlibat dalam beberapa serangan di wilayah Iran dalam beberapa tahun terakhir.

“Tidak ada warga negara Pakistan yang bersahabat dan bersaudara yang menjadi sasaran rudal dan drone Iran,” kata Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian di sela-sela Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos, Swiss.

Dalam pengumuman terpisah, Kementerian Luar Negeri Iran menyatakan bahwa Amir-Abdollahian telah berkomunikasi dengan Menteri Luar Negeri Pakistan, Jalil Abbas Jilani. Dalam pembicaraannya, ia menekankan pentingnya “kedaulatan dan integritas wilayah Pakistan”.

Berdasarkan rangkuman isi percakapan yang dirilis oleh Teheran, Amir-Abdollahian kemudian menyampaikan bahwa “Jaish al-Adl merupakan kelompok teroris yang beraksi menentang keamanan bersama kedua negara.” Selain Pakistan, Iran sebelumnya telah melancarkan serangan rudal terhadap “pusat mata-mata” di wilayah Kurdi Irak dan “kelompok teroris” di Suriah.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain