“Anti-nutrien ini bisa menghambat penyerapan berbagai zat gizi penting untuk bayi,” ujar Dr. Meta Hanindita dalam diskusi tentang nutrisi yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat (26/1).
Dr. Meta mengimbau para orang tua untuk membatasi asupan protein nabati pada bayi, khususnya usia 6-23 bulan, agar tumbuh kembang bayi tidak terganggu dan tidak menyebabkan stunting.
Sebagai alternatif, ia merekomendasikan pemberian protein hewani karena mengandung asam amino esensial yang baik untuk tumbuh kembang bayi.
“Anak yang stunting memiliki kadar asam amino esensial lebih rendah, dan sumber asam amino esensial yang paling lengkap ada di protein hewani,” tambahnya.
Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu Anak Kementerian Kesehatan RI, Lovely Daisy, juga menyatakan bahwa rendahnya asupan protein hewani dapat menyebabkan stunting pada anak.
“Stunting pada balita disebabkan oleh rendahnya asupan makanan sumber protein hewani,” kata Lovely Daisy.
Dalam upaya mencegah stunting, Daisy menekankan pentingnya pemenuhan konsumsi protein pada bayi usia 6-23 bulan melalui MPASI, karena pada periode tersebut, Air Susu Ibu (ASI) sudah tidak lagi cukup memenuhi kebutuhan gizi bayi.