Jakarta, Aktual.co — Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE) menargetkan akan mulai membangun reaktor nuklir pada tahun 2024.

“Faktanya ialah kita kekurangan listrik. Walaupun sudah memanfaatkan energi baru dan terbarukan, tapi nuklir memang tetap dibutuhkan. Harapannya pada 2024-2025 kita sudah punya reaktor,” kata Direktur Jenderal EBTKE Rida Mulyana di Jakarta, Jumat (8/5).

Ia menjelaskan bahwa rencana untuk memiliki pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) bukan sebatas harapan, namun menjadi sebuah kebutuhan dalam memenuhi pasokan energi di masa depan.

Untuk membangun instalasi reaktor nuklir, tuturnya, dibutuhkan waktu sekitar 10 tahun. Untuk itu diperlukan persiapan yang matang agar dapat berjalan sesuai rencana.

“Artinya, jangan menunggu kurang (pasokan energi) dulu baru membangun. Nanti kalau panik dan mepet seperti itu ya kita malah mundur 10 tahun lagi,” tuturnya menjelaskan.

Ia mengimbau kepada semua pihak, mulai saat ini pembahasan terkait PLTN atau reaktor nuklir jangan dijadikan hal yang tabu dan mengajak pihak terkait agar segera mendiskusikan masalah tersebut.

Hingga saat ini masih banyak pihak yang menganggap energi baru dan terbarukan merupakan sumber energi alternatif dan enggan memberikan prioritas dalam upaya pengembangannya.

“Energi terbarukan bukan pilihan, tapi sebuah keharusan. Karena lambat laun energi fosil di Indonesia mau pun dunia pasti habis, sudah pasti itu,” tukasnya.

Rida juga memaklumi penilaian sejumlah pihak bahwa upaya pengembangan energi baru dan terbarukan akan membutuhkan biaya yang sangat mahal.

“Energi terbarukan memang mahal, karena teknologinya yang mahal. Tapi tolong mahalnya ini dianggap sebagai investasi, jangan sebagai ‘cost’ (biaya). Kalau ada upaya pelemahan seperti itu ya (prosesnya) akan lambat,” ujar Rida.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka